TEMPO.CO, Jakarta - Real Madrid dikabarkan terkejut dengan langkah otoritas Liga Spanyol mengajukan keluhan terhadap pemain mereka, Gareth Bale. Penyerang asal Wales itu dinilai memprovokasi suporter Atletico Madrid pada laga akhir pekan lalu.
Bale yang mencetak satu dari tiga gol Real Madrid pada laga itu dianggap otoritas Liga Spanyol melakukan aksi provokasi saat merayakan golnya. Bale berlari ke sudut lapangan lantas menekuk lengan tangan kanannya ke atas dan menempatkan tangan kiri di atas lengan kanannya.
"Bale mengangkat lengan kanannya di dekat kepalanya dengan tanda provokasi yang jelas kepada para penggemar, kemudian memberikan gerakan yang bisa dilihat sebagai hal asusila dan menghina oleh melipat lengannya dan memukulnya dengan tangan lainnya,” bunyi pernyataan resmi pengelola Liga Spanyol.
Baca: Liga Champions, Sergio Ramos Terancam Larangan Bermain 3 Laga
Yang membuat Real Madrid terkejut adalah langkah otoritas Liga Spanyol mengadukan Bale ke Komite Pertandingan Asosiasi Sepak Bola Spanyol, RFEF. Biasanya, kasus seperti ini hanya ditangani oleh Komite Anti Kekerasan yang berada di bawah otoritas Liga Spanyol saja.
Dengan mengadukan kasus ini ke RFEF, Gareth Bale pun terancam hukuman lebih berat. Jika ditangani Komite Anti Kekerasan Gareth Bale hanya akan diancam absen maksimal empat pertandingan atau denda, maka di tangan RFEF hukumannya bisa mencapai larangan bermain hingga 12 pertandingan.
Baca juga: Lakukan Corte de Mangas, Gareth Bale Terancam Sanksi 12 Laga
Komite Pertandingan RFEF dikabarkan baru akan bersidang pada pekan depan. Dengan begitu Bale masih akan bermain pada akhir pekan ini ketika Real Madrid menjamu Girona di Liga Spanyol.
Tak jelas alasan otoritas Liga Spanyol melakukan tindakan yang tak seperti biasanya tersebut. Namun media Spanyol Marca menduga hal ini ada kaitannya dengan konflik di antara Presiden Real Madrid, Florentino Perez, dengan Presiden Liga Spanyol Javier Tebas.
MARCA