TEMPO.CO, Jakarta - Pertandingan sepak bola yang berbeda terjadi di ajang Liga Italia kasta ketiga, Seri C. Satu pemain terpaksa hanya menurunkan tujuh pemain dan akhirnya kalah 0-20.
AC Cueno menjamu Pro Piacenza pada pekan ke-23 Lega Pro atau Serie C di Stadion Fratelli, Ahad. Piacenza hanya bermain dengan tujuh pemain di lapangan. Mereka pun terdiri dari pemain junior dan satu tukang pijat klub.
Klub ini memang sedang mengalami krisis. Para pemain dan pelatih tengah melakukan mogok karena gaji yang tak dibayar. Pemogokan itu sudah terjadi dalam tiga laga sebelumnya, saat mereka kalah Walk Out (WO) dari Pro Vercelli, Juventus II, dan Siena.
Meanwhile in the Serie C, Cuneo best Pro Piacenza 20-0. Pro Piacenza started with only 7 teenagers with one of them acting as player-manager. Cuneo led 16-0 at HT pic.twitter.com/yW3XXfzAJ6
— Dugout Asia (@DugoutAsia) February 18, 2019
Dengan kondisi seperti itu, Piacenza pun kemudian babak belur. Gawang mereka 20 kali dibobol Cueno. Hchiam Kanis paling banyak mencetak gol, yakni enam biji. Sedangkan Edoardo Defendi menceploskan lima gol.
Yang terjadi dalam pertandingan ini membuat Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Gabriele Gravina, marah. Dia menilai hal tersebut merupakan penghinaan atas nilai-nilai sepak bola yang ada. Baginya, laga itu adalah lelucon.
"Apa yang terjadi di Cueno adalah sebuah penghinaan pada olahraga dan prinsip dasarnya. FIGC memiliki kewajiban untuk melindungi kepentingan suporter, kesehatan perusahaan, dan kredibilitas kompetisi. Saya harap yang kita saksikan ini adalah lelucon terakhir," kata Gravina.
Kesulitan yang dialami Piacenza bukan satu-satunya yang dialami klub Seri C. Pada pekan lalu, Tim Matera didiskualifikasi karena kegagalan mengikuti jadwal dan kesulitan keuangan.