TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim promosi Liga 1, PSS Sleman mengusulkan agar PSSI dapat menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) setelah berlangsungnya agenda pemilu presiden yang berlangsung April 2019 mendatang.
Usulan itu terungkap pasca perwakilan PSS Sleman bertemu dengan sejumlah klub untuk membahas rencana KLB tersebut awal pekan ini.
"Ya (mendukung) KLB, cuma untuk waktunya mesti menghargai agenda politik dulu (pemilu 2019) ya, karena itu cakupannya lebih luas,” ujar Manajer Operasional PSS Sleman, Rumadi.
Komite Eksekutif PSSI sebelumnya memutuskan akan menggelar KLB pasca Pelaksana Tugas Ketua Umum PSSI Joko Driyono ditetapkan sebagai tersangka pengrusakan barang bukti pengaturan skor oleh Polri, Jumat pekan lalu.
Rumadi menuturkan, meski mengusulkan KLB digelar pasca pilpres, namun persiapan penyelenggaraan kongres itu harus dimulai sejak sekarang. Sebab butuh waktu sekitar tiga bulan untuk persiapan menggelar KLB it sesuai ketentuan.
"Persiapan untuk KLB tetap harus dirintis sejak sekarang, karena kan Exco (Komite eksekutif PSSI) sudah menghendaki, dan regulasinya mengatur harus dipersiapkan tiga bulan sebelumnya,” ujarnya.
Rumadi menuturkan untuk persiapan KLB maka Exco PSSI sejak sekarang harus dimulai beberapa tahapan. Misalnya persiapan pembentukan panitia pemilihan dan lainnya.
“Jika digelar mendadak sekarang kan malah menyalahi aturan," ujarnya.
Juru bicara PT Putra Sleman Sembada, selaku perusahaan pengelola PSS, Yohanes Sugianto menuturkan bahwa pihaknya meminta aturan berlaku diikuti. Sebab ada syarat KLB seperti pengajuan oleh dua pertiga anggota pemilik suara kepada Exco PSSI dan dan harus dijalankan tiga bulan sebelumnya oleh Exco. Atau Exco yang mengusulkan KLB dan menyampaikan agendanya.
"Saat ini PSS hanya berharap PSSI dapat melewati masa ujian ini dengan baik, tidak mengganggu persiapan kompetisi, terutama Liga 1, Piala Presiden dan kelanjutan Piala Indonesia," ujar Yohanes.
PRIBADI WICAKSONO