Maka partai final Piala AFF U-22 yang digelar di Stadion Nasional, Phnom Penh, Kamboja, bakal menjadi panggung lakon dua tim peringkat kedua di fase grup masing-masing berebut menjadi nomor wahid di kejuaraan tersebut.
Final kedua Indra di AFF Indra Sjafri merupakan sosok yang namanya melambung di dunia kepelatihan sepak bola Indonesia semenjak medio 2013 silam. Panggung yang membesarkan namanya adalah Piala AFF U-19 2013, ketika itu Indonesia berstatus tuan rumah.
Saat itu, tim Indra yang berporos pada Evan Dimas Darmono sukses melenggang hingga partai final dan akhirnya mengalahkan Vietnam lewat adu penalti 7-6 setelah bermain imbang tanpa gol di waktu normal.
Pencapaian itu bukan saja luar biasa karena diraih dengan menghapuskan status tak terkalahkan yang dimiliki Vietnam dalam perjalanan mereka menuju final, tetapi juga menyudahi paceklik gelar bergengsi bagi sepak bola Indonesia yang telah berlangsung selama dua dasawarsa lebih.
Kini, bersama Timnas U-22 yang dilatihnya sejak Desember 2018, Indra kembali berada di partai puncak kejuaraan sepak bola Asia Tenggara untuk kali kedua, namun di kelompok usia yang berbeda.
Indra mengaku bertekad agar capaiannya tidak berhenti pada final kedua di skala AFF semata, tetapi juga mempersembahkan gelar juara kedua bagi Indonesia.
"Mudah-mudahan tak hanya final kedua. Semoga ini juara kedua saya di usia yang berbeda," kata Indra selepas memimpin latihan di Stadion Nasional, Phnom Penh, Senin pagi.
Tentu saja jalan yang dilalui Indra bersama Timnas U-22 tidak mudah menuju partai puncak kali ini.
Semenjak masa persiapan, Garuda Muda sudah dibayangi ancaman yang menjadi kenyataan yakni tak diizinkannya tiga pemain pilihan Indra yang tengah meniti karier di luar negeri.
Selanjutnya: Hambatan saat Persiapan, Tiga Bintang Absen