Gelandang andalan Indra semasa kepelatihan keduanya di Timnas U-19, Egy Maulana Vikri, yang bermain untuk klub Polandia Lechia Gdansk dan serta pemain sayap Saddil Ramdhani yang berada di klub Malaysia, Pahang FA, merupakan pukulan terberat bagi kedalaman skuat Indra di Kamboja.
Sedangkan untuk gelandang serang Ezra Walian yang bermain di klub Belanda RKC Waalwijk, Indra mengaku belum mengetahui seberapa efektif pemain naturalisasi itu dengan skema permainan yang ia terapkan, sehingga tak terlalu menjadi masalah baginya.
Sementara Indra mengaku sudah legawa dengan keputusan Lechia Gdansk dan RKC Waalwijk tak memberikan izin Egy serta Ezra untuk pulang ke turnamen yang bukan menjadi bagian kalender resmi FIFA, pelatih berusia 56 tahun itu sedikit terganggu dengan keputusan Pahang soal Saddil.
Pasalnya, Pahang berlaku berbeda kepada dua pemainnya yang lain yakni Dinesh Rajasingam dan Kogileswaran Raj Mohana Raj yang diizinkan meninggalkan klub untuk bergabung dengan Timnas Malaysia U-22.
PSSI bahkan turun tangan untuk menyurati asosiasi sepak bola Malaysia, FAM, terkait Saddil dan Pahang, meski nyatanya hingga Piala AFF U-22 bergulir dan tinggal menyisakan dua laga pemungkas tak ada kejelasan soal upaya tersebut.
Belakangan, Malaysia yang diperkuat dua pemain Pahang langkahnya terhenti di fase grup sedangkan Indonesia yang tanpa Saddil sukses melenggang hingga final.
Secara khusus Indra bahkan menyebut ketidakhadiran Egy dan Saddil sebagai cobaan sarat hikmah, karena ia berkesempatan untuk mendapatkan gambaran lebih banyak tentang kualitas-kualitas pemain yang bakal menjadi bekal untuk membentuk tim menghadapi fase kualifikasi Piala Asia U-23 di Vietnam, pada Maret mendatang.
Bahkan, ketika Garuda Muda kembali dihantam cobaan dengan cedera yang membekap sang kapten Andy Setyo Nugroho usai laga kedua, itu justru memunculkan kesempatan bagi pasangan Nurhidayat Haji Haris dan Bagas Adi Nugroho untuk berduet sebagai palang pintu pertahanan Indonesia.
Selanjutnya: Kilau Marinus Wanewar