Semangat pantang menyerah Thailand yang berada di Grup A melangkah cukup mudah untuk lolos ke semifinal.
Namun lawan mereka di semifinal adalah tuan rumah Kamboja yang tentunya mendapatkan arus dukungan yang deras tampil di kandang sendiri.
Lewat perlawanan sengit Thailand akhirnya berhasil memastikan satu tempat di partai puncak, namun harga yang mereka bayar tidaklah murah yakni 120 menit yang menguras stamina mereka.
Meski mengakui 120 menit itu membuat mereka berada dalam kondisi yang kurang diuntungkan dalam hal pemulihan kebugaran pemain, Alexandre Gama berusaha melihat sisi lain dari laga semifinal tersebut.
Ia menilai bahwa timnya telah khatam dalam pelajaran mempertahankan semangat juang dan moral hingga titik darah penghabisan, sebuah modal besar yang akan dibawanya ketika menghadapi Indonesia di partai final.
"Indonesia memang sekarang punya keunggulan karena bermain 30 menit lebih pendek dari kami, tapi sekarang para pemain berada dalam tingkat semangat yang tinggi dan sangat termotivasi," kata Gama selepas mengalahkan Kamboja.
Gama juga meyakini ia memiliki staf pelatih yang sangat baik untuk bisa menyulap kelelahan yang dirasakan para pemainnya hingga bisa berada dalam keadaan siap tanding dalam kurun waktu kurang dari 48 jam saja. "Saya percaya dengan tim ini. Di partai final, saya yakin para pemain, staf dan seluruh tim akan melakukan yang terbaik agar bisa membawa trofi ini ke Thailand," katanya mantap.
Di laga final nanti, akan terbukti, keyakinan Timnas U-22 Indonesia atau Thailand yang menjadi kenyataan.