TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino, mengeluarkan pernyataan kontroversial setelah dikalahkan Chelsea 2-0, Kamis dinihari, 28 Februari 2019. Pochettino mengatakan kalau ada tim lain yang merasa tertekan menjelang pertandingan di Stamford Bridge itu adalah Arsenal.
Tim asuhan Pochettino yang berjuluk Spurs itu tetap berada dalam trek yang menuju finis empat besar, meski mereka kalah secara beruntun dari Chelsea dan Burnley. Dan, Arsenal kini berada di belakang mereka dengan selisih empat poin dalam empat besar itu.
Tottenham akan gantian menjadi tuan rumah buat pertandingan derby London lainnya pada akhir pekan ini, Sabtu 2 Maret 2019, melawan Arsenal di Stadion Wembley. The Gunners dituntut menang agar bisa memepet Spurs dengan selisih satu poin.
Pertandingan derby London utara ini akan seru karena mempertemukan peringkat ketiga dan keempat liga dalam 10 pertandingan terakhir.
Pochettino dituntut memperbaiki penampilan para pemain bek. Pada musim 2016-17, ketika Spurs finis di urutan kedua dengan 86 poin, dua bek sayap mereka Kyle Walker dan Danny Rose menjadi kunci kekuatan, dengan serangan dan pertahanan mereka. Tapi, sekarang bek sayap adalah kelemahan utama Spurs. Kieran Trippier sampai melakukan gol bunuh diri melawan Chelsea karena mendapat tekanan dari Willian. Baik Kieran Trippier dan Ben Davies di sepasang bek sayap tampil tak terlalu mengesankan musim ini. Spurs butuh revitalisasi di bek kanan dan kiri, dengan Aaron Wan-Bissaka dan Ben Chilwell bisa menjadi alternatif.
Di lini depan Spurs, Pochettino perlu menurunkan spesialis pemain pengganti Fernando Llorente jika terjadi kemampatan situasi. Selain itu, perlu menurunkan Llorente pada posisi yang tepat.
Melawan Burnley dan Chelsea, pada awalnya Llorente dimasukkan di tengah menggantikan Harry Winks di Turf Moor dan Erik Lamela di Stamford Bridge, setelah ketinggalan satu gol.
Dalam dua kali kesempatan menjadi pemain pengganti itu, Fernando Llorente gagal memberikan kontribusi penting untuk menyelamatkan posisi Spurs.
Sebelum Harry Kane mengalami cedera pergelangan kaki, Llorente menjadi terpinggirkan sehingga diisukan akan segera dijual oleh Tottenham.
Selama dua setengah tahun pertamanya di Spurs, Pochettino berpegang teguh pada formasi 4-2-3-1, seperti di klub sebelumnya, Espanyol dan Southampton. Kemudian Pochettino menconton formasi Antonio Conte di Chelsea dengan formasi 3-4-2-1. Setelah itu, formasi pilihannya berubah-ubah, juga karena menyesuaikan dengan kondisi pemainnya, misalnya saat banyak yang cedera, terutama yang dialami dua pemain kunci, Kane dan Dele Alli. Kembali percaya kepada formasi 4-2-3-1 atau 3-4-2-1, mungkin bisa menolong Pochettino menemukan kembali ritme permainan terbaik Tottenham Hotspur.