TEMPO.CO, Jakarta - Chelsea mengisyaratkan akan mempertahankan Maurizio Sarri sebagai manajer tim mereka musim depan, 2019-2020. Pelatih asal Italia berusia 60 tahun ini sempat disorot karena performa timnya yang menurun. Ia diprediksi akan segera dipecat ketika timnya kalah dua kali beruntun pada Februari 2019, yaitu dari Bournemouth dan Manchester City, dalam laga tandang Liga Primer Inggris.
Bahkan, setelah Chelsea dikalahkan Manchester City pada final Piala Carabao, yang dinodai dengan tindakan kiper mereka Kepa Arrizabalaga, berkembangan isu Sarri akan segera dipecat.
Tapi, Chelsea kemudian bangkit dalam pertandingan derby London, dengan mengalahkan Tottenham Hotspur 2-0 dan kemudian menekuk tetangganya yang lain, Fulham, 2-1 dalam lanjutan Liga Primer Inggris.
Setelah itu, Sarri yang mengisyaratkan ia akan bertahan di Stamford Bridge ketika berbicara mengenai rencananya pada musim panas mendatang. “Saya merasa hal sama seperti sebelumnya, tapi senang karena hasil-hasil yang positif,” kata Sarri kepada Sky Italia.
“Ketika semuanya berbicara tentang pemecatan saya, saya sedang berbicara dengan klub untuk merencanakan tim musim depan. Jadi, saya selalu tenang,” Sarri melanjutkan.
Sarri menunjukkan kemauannya untuk beradaptasi dengan situasi terakhir dalam menerapkan taktik permainannya. Hal ini dikatakan bek Chelsea asal Jerman, Antonio Rudiger. “Saya pikir semuanya beradaptasi dengan hal-hal baru, juga pelatihnya,” kata Rudiger.
“Ada melihat cara kami bermain melawan Tottenham dan Manchester City. Ada perbedaan dengan yang kami mainkan dalam tiga bulan pertama. Semua butuh adaptasi, semua perlu belajar dan hal positif itu terjadi saat ini,” Rudiger melanjutkan.
METRO.CO.UK | SKY SPORTS