TEMPO.CO, Yogyakarta - Supoter PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS), mengancam akan memboikot seluruh laga Elang Jawa di Piala Presiden 2019. Mereka kesal dengan pihak PT Putra Sleman Sembada (PSS), perusahaan yang menaungi PSS Sleman, dan mendesak manajemen lebih serius mengurus PSS Sleman.
Ultimatum boikot yang disampaikan dua hari jelang laga perdana Piala Presiden 5 Maret 2019 itu diiringi delapan tuntutan terbuka yang ditujukan kepada pihak PT PSS.
Baca: Hasil Lengkap dan Jadwal Babak Penyisihan Grup Piala Presiden
Tuntutan itu antara lain pertama, PT PSS harus segera membentuk struktur pengembangan program pembinaan dan Akademi Usia Muda PSS Sleman. Kedua, PT PSS harus segera menentukan atau membuat hunian tetap bagi pemain dan ofisial PSS Sleman. Ketiga, PT. PSS harus segera menentukan atau membuat lapangan untuk berlatih PSS Sleman. Keempat, PT. PSS harus segera menentukan atau membentuk divisi khusus untuk menangani lingkup kerja sama, penjualan, dan industri.
Tuntutan kelima, PT PSS harus segera menghapus peran dan posisi ganda di tubuh perusahaan. Keenam, PT PSS harus lebih cakap dalam penyampaian informasi ke publik khususnya soal kondisi internal seperti rekrutmen pemain dan lainnya. Ketujuh, PT PSS harus membentuk panitia pelaksana pertandingan yang profesional yang dapat mengatasi masalah-masalah yang selama ini dikeluhkan suporter seperti masih banyaknya calo, sistem ticketing yang masih konvensional, dan oknum yang masuk tanpa tiket.
Kedelapan, suporter juga meminta PT PSS memiliki SOP dan peran yang jelas di dalam masing-masing divisi perusahaan.
Manajemen PT PSS pun mengapresiasi sorotan dari kelompok suporter PSS Sleman itu yang sudah disampaikan secara terbuka. “Bagi kami, tuntutan itu merupakan bukti perhatian dan kecintaan para suporter terhadap PSS Sleman,” ujar Soekeno CEO PT PSS, Selasa, 5 Maret 2019.
Soekeno menuturkan apa yang telah dipersiapkan pihaknya tentu belum memuaskan. Banyak hal yang harus dibenahi. “Kami mohon maaf atas hal-hal yang belum sesuai dengan harapan suporter,” ujarnya.
PT. PSS, ujar Soekeno, tidak hanya mempersiapkan tim untuk berlaga di Liga 1 2019, tetapi juga pembentukan bibit-bibit pemain muda melalui program pembinaan dan Akademi Usia Muda PSS Sleman.
Persiapan untuk itu sedang dan sudah dilakukan, yang akan segera diketahui lewat struktur pengembangan program.
“Tidak mudah untuk memenuhi hal-hal yang ideal, butuh waktu dan biaya yang tidak sedikit. Meski begitu kami tidak akan berhenti untuk memberikan yang terbaik bagi tim,” ujarnya.
Ia mencontohkan tempat latihan dan mes (tempat tinggal) bagi pemain. Saat ini sudah diputuskan bahwa para pemain PSS menempati mes di hotel d’Salvatore, sesuai pilihan mereka saat PT. PSS berdialog dengan pemain Sabtu, 2 Maret 2019 lalu.
Selanjutnya: Apakah Ancaman Boikot itu Terbukti?