TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, mengatakan mereka terinspirasi dari sukses kebangkitan Ajax Amstedam dari kalah 1-2 pada pertemuan pertama untuk menang 4-1 pada petemuan kedua melawan Real Madrid, sehingga Ajax lolos ke babak perempat final Liga Champions 2019.
Dinihari tadi, Kamis 7 Maret 2019, di Stadion Parc des Princes, kandang Paris Saint-Germain (PSG), Manchester United juga melalukan hal sama dengan mengalahkan PSG 3-1 melalui dua gol dari Romelu Lukaku dan satu gol penalti Marcus Rashford pada menit ke-90+4.
Seusai pertandingan, Solkskjaer, mengatakan mereka, “warga negara” Manchester United, telah menampilkan semangat militansinya yang khas setelah kalah 0-2 pada pertemuan pertama babak 16 besar Liga Champions 2019 itu di Old Trafford. United datang ke Paris tanpa 10 pemain intinya yang cedera dan yang terkena skorsing.
“Itulah tipikal malam pertarungan United. Kami punya sebuah rencana pertandingan, pemain begitu hebat, fokus, dan mendengarkan semua instruksi seperti saat mereka latihan,” kata Solskjaer seperti yang dikutip Metro.co.uk.
Kata Injury time adalah frasa yang magis buat Manchester United, bila dikaitkan dengan kemenangan bersejarah 3-1 dinihari tadi. Demikian juga dengan kata keajaiban dan comeback alias kebangkitan.
Pada final Liga Champions 1999 melawan Bayern Muenhen di Stadion Camp Nou, Barcelona, Spanyol, Manchester United sudah di ambang kekalahan 0-1 memasuki waktu setelah 90 menit atau injury time.
Saat itu injury time-nya adalah tiga menit. Dari sebuah sepak pojok setelah terjadi scrimage atau kemelut, bola mampir ke arah Teddy Sheringham dan dengan tendangan kaki kanannya, Sheringham membobol gawang Bayern, 1-1.
Tinggal 30 detik laga normal dua babak usai, asisten manajer United, Steve McClaren, sudah bilang kepada sang bos, Alex Ferguson, “Kita mesti siap-siap siapkan algojo adu penalti.” “Pertandingan belum selesai!” sergah Ferguson.
Di dalam waktu “superinjury time” itu, Ferguson memerintahkan kiper Peter Schmeichel mengirim bola kepada David Beckham di sayap. Umpan silang ditanduk Sheringham dan bola mampir ke Ole Gunnar Solskjaer yang segera menceploskan bola ke dalam gawang Bayern, pada menit ke-90+2, 17 detik!
Dinihari tadi di Stadion Parc des Princes, Paris, Prancis, Ferguson 77, hadir setelah beberapa lama lolos dari serangan jantung menonton anak didiknya, Solskjaer, berdiri di salah satu tepi lapangan, sebagai manajer sementara Manchester United.
Sampai menit ke-90, United dipastikan tersingkir dari babak 16 besar Liga Champions 2018-2019, karena hanya menang 2-1 setelah kalah 0-2 pada pertemuan pertama di Old Trafford. Kali ini Solskjaer tak mempersilakan Ferguson memberikan wejangan kepada anak-anak Setan Merah sebelum menjalani pertarungan meraih keajaiban kedua yang kali ini terjadi di Paris.
Pada menit ke-90+4 –biasanya injury time akan segera berakhir setelah itu- bola seperti mampir ke tangan PSG, Presnel Kimpembe. Sebuah handball di kotak penalti. Legenda United, Rio Ferdinand, bilang itu sebuah keputusan penalti yang kontroversial.
Apapun perdebatannya, keberuntungan kembali memayungi Manchester United. Marcus Rashford seperti Solskjaer pada 1999 yang dengan “dingin” membobol gawang kiper legendaris Gianluigi Buffon melalu tendangan penalti menit ke-90+4.
Solskjaer sudah kenyang asam-garam pengalaman kebangkitan seperti itu, sebagaimana gurunya, Ferguson. Satu lagi contoh adalah apa yanf dialaminya pada semifinal Liga Champions, masih pada 1999.
Delle Alpi adalah nama stadion lama milik Juventus, klub asal Italia. Pada musim 1998-1999, keduanya berlaga di pentas semifinal Liga Champions. Di tarung pertama di Old Trafford, mereka bermain imbang 1-1.
Di Delle Alpi, Juventus yang kala itu diasuh oleh Carlo Ancelotti mengamuk. Di awal pertandingan, mereka sudah mencetak dua gol. Seluruh gol dicetak oleh Filippo Inzaghi.
Solskjaer yang ikut bermain dalam laga itu tentu saja mengingat pertandingan tersebut. “Ketika permainan berjalan 10 menit, Juventus unggul dengan dua gol. Tiba-tiba saat itu anda pasti berpikir, anda tersingkir,” kata Solskjaer.
Namun yang terjadi kemudian, United bangkit dan berhasil membalas dua gol. Dwight Yorke dan Roy Keane membuat skor berubah, 2-2. “Kami berhasil melakukan itu dan mereka pun menjadi panik,” katanya.
Di laga itu, akhirnya Manchester United mencetak kemenangan. Andy Cole mencetak gol di ujung laga, atau pada menit ke-84. Mereka pun pergi ke final dan membuat hal serupa di Camp Nou saat mengalahkan Bayern Muenchen 2-1.