TEMPO.CO, Yogyakarta - Laga antara tim PSS Sleman dan Borneo FC dalam lanjutan Piala Presiden di Stadion Maguwoharjo Sleman Jumat petang (8 Maret) dipadati ribuan pendukung Super Elang Jawa.
Pantauan Tempo, baik di tribun barat, utara, timur dan selatan hampir seluruhnya penuh dengan suporter fanatik PSS Sleman. Situasi riuh ini berbeda sekali dengan laga perdana PSS saat menjamu Madura United Selasa, 5 Maret 2019 lalu.
Saat itu suasana stadion nyaris kosong karena para suporter melakukan aksi boikot pada manajemen PSS yang dinilai tak serius mengelola klub. Suporter mendesak manajemen mengabulkan sejumlah tuntutan mereka. Diantaranya mengenai program pembinaan dan akademi usia muda,pemenuhan mes atau hunian khusus, penyediaan lapangan berlatih, membentuk divisi khusus marketing dan bussines development, serta menghapus peran dan posisi ganda dalam manajemen.
Selain itu BCS menuntut agar manajemen PSS mengutamakan peran media official PSS menyelenggarakan pertandingan yang profesional dan membuat SOP yang jelas dalam perusahaan.
Lalu pada Kamis petang (7/3) perwakilan suporter, manajemen dan juga pemerintah daerah Sleman duduk bersama untuk mencari solusi atas aksi boikot suporter PSS. Delapan tuntutan terbuka suporter pun dijanjikan akan ditindaklanjuti dan pihak suporter mengakhiri boikot.
"Apa yang suporter inginkan sejalan dengan kami untuk membuat tim kesayangan ini menjadi lebih baik. Semua butuh waktu, ada yang bisa dilakukan dengan segera dan ada yang perlu disiapkan secara matang," ujar Soekeno CEO PT Putra Sleman Sembada.
Soekeno menuturkan pihaknya menyadari, memasuki arena baru di Liga 1 2019 bagi PSS tentu tak hanya membutuhkan modal perjuangan dan kerja keras dari tim dan suporter, tetapi juga pembuktian melalui penyelenggaraan pertandingan yang profesional.
Soekeno menambahkan untuk penanganan PSS sebagai tim Liga 1 saat ini dibutuhkan sumber daya manusia yang punya kapasitas untuk mengatasi berbagai masalah seperti calo, sistem ticketing yang lebih modern dan kebocoran lewat penonton yang masuk tanpa tiket.
"Untuk mencapai apa yang diharapkan, kami akan membuat dan menata Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diharapkan nantinya akan menghilangkan miskomunikasi, serta dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO