TEMPO.CO, Jakarta - Pada satu saat tertentu, Timnas U-23 seperti kehilangan akal untuk menggoyahkan pertahanan Vietnam dan Thailand dalam fase grup kualifikasi Piala AFC U-23 atau Piala Asia U-23 edisi 2020.
Pola permainan Timnas U-23 seperti sudah bisa ditebak lawan dan pada awal permainan, kesalahan sendiri acap kali dilakukan para pemain belakangnya.
Karena itu, lebih dari sekadar meraih kemenangan pada partai terakhir fase Grup K melawan Brunei Darussalam di Stadion My Dinh, Hanoi, Vietnam, Selasa sore ini, 26 Maret 2019.
Timnas U-23 dengan sebagian besar pemain dari Timnas U-22 idealnya sudah mengarah pikirannya ke SEA Games 2019 di Filipina, November-Desember mendatang.
Apalagi timnas junior asuhan pelatih Indra Sjafri ditargetkan meraih medali emas. Satu target yang tidak main-main, meski tim asuhan Indra ini kembali ke kejuaraan tingkat Asia Tenggara, sebagaimana mereka memenangi Piala AFF U-22 di Kamboja bulan lalu.
Pasalnya, meraih emas di SEA Games bagi tim sepak bola Indonesia sama sulitnya dengan kenaikan kelas timnas-timnas junior asuhan Indra Sjafri begitu lepas dari level Asia Tenggara sejak 2014. Timnas terakhir yang bisa meraih emas terjadi sudah sangat lama, tahun 1991, dalam SEA Games yang juga berlangsung di Filipina.
Dari perjalanan timnas junior asuhan Indra Sjafri selama ini, ada kesan kuat pada satu titik tertentu ketika harus naik kelas, mereka seperti mengalami kemampatan, monoton, dan permainannya mudah dibaca lawan.
Itu terjadi ketika Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan tak berdaya pasa fase grup putaran final Piala Asia 2014 di Myanmar, sehabis berjaya pada Piala AFF U-19 dan kualifikasi Piala Asia U-19 di Sidoarjo dan Jakarta
Menghadapi Australia, Uni Emirat Arab, dan Uzbekistan dalam penyisihan Grup B, kecemerlangan Evan Dimas dan kawan-kawan dari Gelora Delta Sidoarjo sampai Gelora Bung Karno, seakan-akan tidak ada artinya apa-apa.
Pada putaran final Piala Asia U-19 2018, tim asuhan Indra Sjafri menghasilkan prestasi lebih baik, yaitu perempat final sebelum Egy Maulana Vikri dan kawan-lawan dikalahkan Jepang 2-0 di Stadion Gelora Bung Karno.
Indra Sjafri mengatakan akan melakukan rotasi pemain ketika timnya menghadapi Brunei Darussalam. "Ya pasti banyak rotasi di pertandingan ini. Yang jelas kami memastikan pemain yang kami pilih memiliki kemampuan yang sama, karena itu kami akan mencoba pemain-pemain yang belum bermain," ujar Indra Sjafri di situs pssi.org.
"Kami melakukan persiapan dengan skema yang akan dibuat oleh Brunei. Kami melakukan antisipasi dengan melihat dua pertandingan mereka," kata Indra Sjafri selanjutnya.
Mumpung SEA Games 2019 masih cukup lama, ada baiknya Indra Sjafri sudah mulai mencoba rintisan kreasi pola permainan baru pada laga malam ini yang sudah tak menentukan. Pasalnya, Thailand dan Vietnam, yang dulu di belakang kita tapi kini sudah dua langkah di depan dengan sudah tampil di Piala Dunia U-20 dan merasakan medali runner-up Piala Asia U-23, tidak menjadi batu sandungan lagi buat Timnas di SEA Games 2019.