TEMPO.CO, Jakarta - Kelancaran dan ketertiban pertandingan tidak lepas dari peran besar suporter yang hadir langsung di stadion. Hal tersebut sangat dipahami betul oleh Aremania yang setia dalam mendukung tim Arema FC berlaga. Apalagi malam ini, Selasa 2 April 2019, mereka akan menjadi tuan rumah semifinal pertemuan pertama Piala Presiden melawan Kalteng Putra di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Saat Arema FC berhadapan dengan Persela Lamongan dalam babak penyisihan Grup E Piala Presiden 2019, sempat terjadi insiden di tribun akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab. Kejadian bermula saat oknum suporter tersebut melempar botol minuman ke dalam lapangan.
Praktis hal tersebut membuat pertandingan menjadi terganggu dan terkesan memprovokasi penonton. Melihat hal tersebut, dirijen Aremania, Yuli Sumpil, langsung melemparkan sepatu ke arah oknum yang melakukan pelemparan.
“Jangan lempar-lempar, kita marahi pemain kalau bermain jelek,” ujar Yuli Sumpil yang menghentikan aksinya memimpin Aremania bernyanyi.
Apa yang dilakukan oleh Yuli Sumpil tersebut merupakan cerminan dari sikap Aremania yang sebenarnya. Selama ini Aremania dikenal sebagai suporter yang menjunjung tinggi sportivitas dan kreativitas dalam mendukung tim kebanggaannya berlaga.
Pekan lalu, kapten Arema FC, Hamka Hamzah, juga meminta kepada Aremania untuk tidak lagi menyanyikan yel-yel bernada rasis seperti yang mereka tontonkan pada babak delapan besar lalu.
Hamka meminta Aremania tidak mengulangi hal tersebut karena menurutnya sudah bukan zamannya lagi suporter saling menghina.
"Walaupun Aremania suporter saya sendiri, tapi kalau memang tidak bagus ya kami tegur. Karena satu salah yang bikin rezeki kami jauh mungkin salah satunya itu (sering mengejek suporter lawan)," ujar kapten Arema FC ini.
AREMAFC.COM | PSSI.ORG | LIGA INDONESIA