TEMPO.CO, Jakarta - Hanif Sjahbandi membuktikan diri sebagai pemain serba bisa di Arema FC. Hal itu ia tunjukkan saat timnya membungkam Kalteng Putra dengan skor 3-0 pada semifinal pertama di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 2 April lallu.
Dalam laga itu, Hanif Sjahbandi tampil menawan sebagai stoper, sejak tampil pada menti ke-40. Padahal biasanyaeks pemain Persib Balikpapan itu turun sebagai gelandang.
Ia dipercaya main sebagai stoper menggantikan peran Ikhfanul Alam yang tak bisa melanjutkan pertandingan lantaran cedera.
Meski tampil bukan di pos aslinya, peran Hanif tetap menonjol. Dia ikut membantu membangun serangan dari lini belakang. Bahkan Hanif mencetak satu gol pada menit ke-61.
Hanif mengaku tak masalah bermain sebagai stoper karena dilakukan demi kebaikan tim. Ia menjelaskan komposisi tim yang tak banyak berubah dari musim lalu membuatnya dengan nyaman bermain sebagai stoper. "Tak ada masalah meski harus bermain di stoper apalagi komposisi tim ini kan tidak banyak berubah," kata dia.
Lantas kenapa Hanif yang dipilih bermain sebagai stoper? Pelatih Singo Edan Milomir Seslija menjelaskan tim butuh pemain yang mampu membangun serangan dari belakang saat berjumpa tim dengan karakter bertahan. "Kenapa Hanif karena bertemu lawan yang bermain bertahan harus ada pemain yang punya kemampuan build up," kata pelatih asal Bosnia ini.
Bahkan Seslija mengungkapkan sempat ada rencana memainkan Hanif sebagai stoper sejak menit pertama setelah Arthur Cunha dinyatakan tak bisa tampil. "Sebenarnya kami ingin memainkan Hanif sejak awal tapi saya masih ragu dengan kondisi fisiknya karena baru bergabung dengan tim," ucap pelatih yang akrab disapa Milo tersebut.
Arema FC akan menjalani laga kedua semifinal Piala Presiden di kandang Kalteng Putra, Jumat malam ini.
PSSI