TEMPO.CO, Jakarta - Liverpool di jalan menuju sukses musim ini, yaitu dengan berpeluang menjuarai Liga Champions Eropa dan Liga Primer Inggris.
Di Liga Champions, setelah mengalahkan Porto 2-0 di Stadion Anfield, Liverpool, dinihari tadi, Rabu 10 April 2019, pada perempat final pertama, di atas kertas sudah sulit lagi untuk menghentikan langkah The Reds ini ke semifinal.
Pertandingan tandang senantiasa sulit, tapi bila melihat musim lalu, memang masih ada perbedaan kualitas cukup jauh antara Liverpool dan Porto. Pada pertemuan pertama 16 besar Liga Champions musim lalu, Reds menghajar Porto 5-0.
“Kami tahu masih ada pertandingan kedua sehingga kami tak bisa memastikan akhir pertarungan malam ini. Jadi kami akan pergi ke sana dan bertarung lagi,” kata Manajer Liverpool, Jurgen Klopp.
Kemauan bertarung adalah kunci meraih sukses di tunamen yang bersifat sudden-death seperti ini dan juga di sebuah kompetisi, dalam hal ini Liga Primer Ingggris.
Dan, Klopp, setelah beberapa kali hanya sampai mendekati atau nyaris juara di Liga Champions dan Liga Primer, kini di ambang mendapat sukses besar.
Juara adalah mereka yang teruji dan dimatangkan oleh keuntungan, nasib baik, atau dewi fortuna berkali-kali dan The Reds sudah mengalami hal tersebut musim ini.
Dapat dibayangkan jika wasit tidak mengganjar bola dari tepisan kiper Liverpool, Alisson, yang mengenai tangan bek sayap timnya, Alexander-Arno, tidak dengan tendangan penjuru buat Porto, melainkan eksekusi penalti.
Demikian juga tackle kaki dari Mohamed Salah yang terlalu tinggi kepada Danilo Pereira, mestinya bisa berjung kartu merah buat Salah. Tapi, di kedua momen itu, wasit memutuskan hal lain setelah melihat rekaman video assistant referee (VAR).
Keberuntungan Liverpool itu juga diraihkan pada salah satu pertandingan penting mereka di Liga Primer melawan Tottenham Hotspur, Minggu, 31 Maret lalu. Tampil di bawah bentuk permainan terbaiknya, Reds masih bisa menang 2-1.
Perlindungan dari dewi fortuna –dewa keberuntungan dalam cerita mitologi Yunani- yang lebih dari sekali dan kematangan serta pengembangan senjata-senjata andalan Liverpool. Dua kombinasi ini membuat Reds pantas difavoritkan memborong gelar juara Liga Primer –untuk pertama kali setelah periode 1990-an- dan Liga Champions lagi, setelah era Stevan Gerrard cs.
Dengan menghadapi pertandingan penting berikutnya di Liga Primer, yaitu melawan Chelsea di Anfield, Minggu 14 April 2019, Klopp cukup percaya diri untuk menarik keluar Roberto Firmino dan Sadio Mane pada babak kedua dinihari tadi.
Tindakan Jurgen Klopp tersebut bisa dibaca sebagai sebuah isyarat bahwa Liverpool sudah siap merebut gelar juara di Liga Primer dan Liga Champions musim ini –setelah dihentikan Real Madrid pada final musim lalu.
Memasuki lima pertandingan terakhir Liga Primer Inggris musim ini, Liverpool memang hanya unggul dua angka di puncak klasemen liga dari Manchester City. Tapi, City lebih terbebani dengan kekalahan 0-1 dari Tottenham pada Liga Champions dan kewajiban meraih tiga trofi lainnya. Situasi itu bisa menguntungkan Liverpool.