TEMPO.CO, Jakarta - Ada dua bintang yang punya kesempatan menunjukkan kelasnya mengubah jalannya pertandingan Liga Champions dinihari tadi, Kamis 11 April 2019, seorang diri di Johan Cruyff Arena dan Old Trafford, yaitu Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Messi gagal, tak berkutik ditekan Chris Smalling dan kawan-kawan dari Manchester United di Old Trafford, meski Barcelona akhirnya menang 1-0. Di Amsterdam, sebaliknya, berkat tandukan Ronaldo, Juventus bisa mencuri satu poin yang sangat berharga dalam partai tandang home and away ini dari tuan rumah Ajax.
Cara Ronaldo menunggu umpan silang dari Joao Cancelo pada menit ke-45 adalah salah satu keahliannya, dalam dua kata yang disebutkan pelatih Juventus Massimiliano Allegri, yaitu sebagai timing dan movement. Ketepatan bergerak untuk mengeksekusi peluang mencetak gol.
“Ronaldo menunjukkan ia berada di level yang berbeda,” kata Allegri setelah pertandingan di kandang klub ternama di Belanda itu. “Waktu dan gerakannya berbeda dari yang lain, tak ada yang bisa kamu lakukan.”
Sedangkan pelatih Ajax, Erik ten Hag, mengomentari kegagalan mereka untuk mencegah Ronaldo mencetak gol. “Di lini tengah, kami membuat kesalahan sejenak. Kemudian, kamu bisa melihat, mereka bisa memindahkan permainan dengan kecepatan kilat. Kamu tak mampu mengatasinya.”
Memang benar, Ajax lebih menguasai permainan, yaitu melakukan penguasaan bola sebanyak 61 persen dan melakukan 19 tembakan, enam di antaranya mengarah tepat ke gawang Juventus.
Adalah benar juga, bahwa Ajax pun secepat kilat menyamakan kedudukan melalui tendangan jarak jauh David Neres pada menit ke-46. Sah juga kalau Ten Hag bilang mereka mengalami kondisi jauh lebih buruk di 16 besar, ketika kalah 1-2 di Amsterdam, tapi bisa menggila dengan memberondong Real Madrid empat gol di Santiago Bernabeu.
Tapi, soal timing dan movement ini, jika Cristiano Ronaldo kembali menemukan bentuk permainan terbaiknya di Turin pada pertemuan kedua nanti, peluang Ajax untuk mengulang keajaiban warisan total football-nya bisa terganjal.
Cristiano Ronaldo menunggu momen seperti burung elang terbang mengitari angkasa untuk mengamati mangsa. Ia bisa jauh terpisah dari rekan-rekannya di ujung sayap kiri, seperti yang terlihat di Stade de Geneve, Jenewa, Swiss, dalam fase grup putaran final Euro 2008.
Dari tribun peliput di atas lapangan, terlihat Ronaldo dan pelatih Felipe Scolari bertukar isyarat, agar sang bintang Portugal ini menunggu saat yang tepat untuk melakukan intersep, menyambut umpan di mulut gawang, atau menusuk dari sayap lantas meluncurkan umpan silang yang begitu akurat.
Cristiano Ronaldo mungkin tidak bergerak meliuk-liuk atau zig-zag seperti Lionel Messi atau Diego Armando Maradona dalam beraksi sebagai penyerang. Kekuatan Cristiano Ronaldo yang istimewa adalah berlari cepat sambil menggiring bola dan kegesitan serta ketepatannya menyambut umpan.
Dengan timing dan movement, Cristiano Ronaldo bisa sangat cocok dengan warisan sepak bola catenaccio Italia dalam tubuh Juventus.
Dengan karakter bertahan yang kuat, seperti yang terlihat dari dukungan kiper Wojciech Szczesny yang bermain hebat dinihari tadi, Juve mungkin akan membiarkan Ajax merambah ke daerah pemainan raksasa Seri A ini sampai pada batas toleransi tertentu di Juventus Stadium mendatang.
Celah atau ruang kosong akan tercipta dan kemudian dengan sekali perebutan bola, serangan balik Juventus akan mematikan dengan timing dan movement milik Cristiano Ronaldo tadi.
Dari laga dinihari tadi, skenario besar yang kerap dibahas para penggemar bola, masih pertemuan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi pada final Liga Champions 2018-19. Tapi, bola selalu menyediakan kejutan buat diraih Ajax Amsterdam dan Manchester United.