TEMPO.CO, Jakarta - Pertandingan babak final Piala Presiden 2019 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya yang berlangsung dalam laga kandang dan tandang, menurut panitia di laman pssi.org, mendapat perhatian sangat besar dari penonton, baik di di stadion maupun melalui tayangan televisi.
Dalam sejarah persepakbolaan Indonesia, kejuaraan yang memakai sistem turnamen kerap lebih memikat perhatian dibandingkan sistem kompetisi penuh. Beberapa kali juga, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memadukan dua sistem tersebut, tahap pertama kompetisi, kemudian delapan besar, dan seterusnya.
Wilayah Indonesia yang begitu luas membutuhkan persiapan dana, fisik, dan waktu yang cukup untuk melakukan pertandingan tandang dari satu tempat ke tempat lainnya, terutama untuk antarpulau.
Pernah ada gagasan kompetisi memakai sistem antarpulau dan baru kemudian bertemu dalam putaran final. Tapi, usulan semacam itu tak terdengar lagi dan Liga 1 2019 yang dijadwalkan mulau 8 Mei mendatang akan berlangsung dalam cara kompetisi penuh.
Dengan niat, evaluasi, dan tindakan yang sudah akan dilakukan oleh PSS dan operator liga, PT Liga Indonesia Baru, diharapkan kompetisi tertinggi nasional ini bisa menyamai sukses Piala Presiden 2019.
Sampai dengan babak semifinal Piala Presiden 2019, rating dan share tertinggi ada pada pertandingan antara Madura United versus Persebaya Surabaya. Pada laga tersebut rating mencapai 4,9 persen.
Sebelumnya, rata-rata dari 39 pertandingan yang sudah dilakoni sampai dengan laga final yang pertama atau tepatnya mulai 2 Maret 2019 hingga 9 April 2019, rata-rata angka rating mencapai 2,8 persen dan share mencapai 15,8 persen.
Catatan angka tersebut sukses terpecahkan dalam laga kedua final Piala Presiden 2019 yang mempertemukan Arema FC versus Persebaya Surabaya, Jumat 12 April lalu.
Adapun rating pada pertandingan yang dihelat di Stadion Kanjuruhan, Malang tersebut yang terhitung mulai pukul 20.00 hingga 22.00 WIB, menunjukkan angka 9,8 persen dan share mencapai 34,5 persen.
"Ini menunjukkan bahwa sepak bola telah menjadi hiburan yang masif dan grassroot. Segmen penonton bola telah meluas. Tidak hanya laki-laki, namun juga perempuan dan anak-anak," kata Harsiwi Achmad, salah satu anggota Organizing Committee (OC) Piala Presiden 2019, di situs pssi.org.
Harsiwi meyakini, tingginya rating dan share tersebut dipercaya dikarenakan ada kemasan yang menarik sebelum pertandingan.
"Perpaduan kemasan tersebut dapat menghipnotis penonton baik yang di lapangan maupun yang di rumah selama 5 jam nonstop. Berikutnya Indosiar akan terus melakukan terobosan untuk terus memajukan industri sepak bola di Indonesia," ujar anggota panitia Piala Presiden 2019 ini.