TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemain sepak bola Kalteng Putra Patrich Wanggai akhirnya angkat bicara soal kasus dugaan penganiayaan yang melilitnya.
Eks skuad Timnas Indonesia itu sebelumnya pada Kamis 11 April 2019 dilaporkan ke Kepolisian DIY karena diduga melakukan penganiayaan seorang pria asal Gondomanan Yogya bernama Lalu Dhimas Aji saat mereka bertemu di sebuah kafe kawasan Demangan Baru Sleman Yogya.
Eks pemain Persib Bandung itu juga disebut melarikan diri usai melakukan penganiayaan itu.
Patrich tak membantah terlibat adu fisik dalam insiden itu. Namun ia tak terima disebut melarikan diri dari kasus itu.
"Saya tak pernah melarikan diri dari kasus itu, saya dan tim (Kalteng Putra), tiap hari masih latihan kok pagi sore kok di Yogya, melarikan diri dari mana?" ujar Patrich ditemui di Yogyakarta, Sabtu sore, 20 April 2019.
Patrich pun keberatan dengan pernyataan korban Lalu Dhimas Ajie, yang disampaikan melalui penasehat hukumnya sebelumnya.
Menurutnya, yang disampaikan penasehat hukum ke korban justru hal lucu, aneh dan banyak tak sesuai fakta di lapangan.
Dari versinya, Patrich mengungkapkan saat dirinya sedang refreshing dan nongkrong di kafe kawasan Demangan Baru beserta beberapa rekannya pada Kamis dinihari (11 April), ia sempat terlibat keributan dengan beberapa pengunjung di lantai dua kafe itu.
Pemicunya, karena saat itu saat ia sudah berada di kafe itu, korban menegurnya dengan nada tinggi, sembari menyuruh keluar dari bar. Sempat terjadi adu fisik di lantai dua kafe itu namun berhasil dilerai.
Tanpa sebab jelas, ujar Patrich, keributan itu berlanjut lagi di luar kafe manakala Patrich bertemu korban dan rekannya.
Patrich mengaku sempat terkena pukulan namun ia tak membalas. Baru ketika korban Lalu Dhimas Aji mendekatinya dan melerai, caranya membuatnya marah karena seperti mendorong dan mencekik lehernya. Patrich pun mengaku khilaf sehingga sontak memukul korban yang terus mendorongnya hingga jatuh.
"Setelah kejadian itu (Patrich memukul korban), mereka kok bilang saya melarikan diri, dikejar-kejar? Padahal setelah kejadian itu saya jalan kaki, terus pulang naik becak. Mana ada yang lari. Lagipula dia juga tau kok, saya dimana," ujarnya.
Bahkan, ujar Patrich, ia pun langsung berinisiatif menengok korban yang kala itu dibawa untuk mendapat perawatan di RS Bethesda selama beberapa hari.
Patrich menegaskan maksud dan tujuan kedatangannya menengok korban, bukan untuk mengajak berdamai.
"Saya menengok ke rumah sakit bukan minta damai, hanya mau bicara, mediasi, ada pengacaranya juga waktu itu. Tapi saat itu pengacaranya minta saya balik dulu dan membiarkan korban untuk berpikir (mediasi)," ujarnya.
Patrich kaget, setelah menuruti kemauan pengacara korban untuk menunda pertemuan dengan korban di rumah sakit, ternyata beredar pemberitaan yang menyudutkan pihaknya tanpa upaya mediasi dulu.
Patrich mengaku saat kejadian ia tidak sedang dalam kondisi mabuk dan mengingat betul kejadian yang terjadi dini hari itu. Patrich mengakui siap menghadapi jika proses hukum berlanjut.
Talenta asal Papua tersebut tidak memungkiri insiden itu cukup mengganggu fokusnya menjalani latihan bersama timnya di Yogya.
Tetapi, Patrich memastikan, Kalteng Putra tidak memberikan teguran, sehingga masih memberinya kesempatan mengikuti latihan.
"Saya tetap boleh ikut latihan, tanpa harus menunggu penyelesaian masalah ini. Lagipula, sampai sekarang pun saya belum mendapat panggilan dari Polda DIY. Saya minta ke klub, agar menunggu kabar saja," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO