TEMPO.CO, Jakarta - Pertarungan Manchester United di kandang Everton, Stadion Goodison Park, malam ini, Minggu 21 April 2019, mulai pukul 19.30 WIB, bisa menjadi pertarungan penuh emosi buat manajer United, Ole Gunnar Solskjaer.
Pasalnya, Ole Gunnar Solskjaer sudah dipermalukan dengan pernyataan terbuka dari mantan pemain lini tengah Inggris, Jermaine Jenas, di media BBC, Sabtu malam lalu, bahwa Solskjaer adalah pilihan yang salah dari Manchester United sebagai manajer tim.
Sebagai pemain, Solskjaer adalah pahlawan. Ia mencetak gol kemenangan United pada final Liga Champions 1999. Sebagai pelatih, ia menggantikan posisi Jose Mourinho di United pada Desember lalu, untuk melanjutkan kiprah Red Devils itu menyelesaikan musim ini pada berbagai kejuaraan, yang akan berakhir Mei 2019 mendatang.
Solkskjaer memenangi 10 dari 11 pertandingan pertamanya sebagai pelatih United dan terpilih sebagai manajer tetap pada Maret 2019. Tapi, ia kemudian mengalami kekalahan pada lima dari tujuh pertandingan terakhirnya.
Ketika Solskjaer mulai mengambil alih pekerjaan Mourinho, United berada di urutan keenam dengan berjarak 11 poin dari empat besar. Sekarang mereka tetap di posisi keenam, tapi hanya ketinggalan dua poin dari Arsenal yang menempati peringkat keempat.
Manajer asal Norwegia ini membawa United melakukan kebangkitan yang luar biasa di Liga Champions. Hal itu terjadi ketika mereka mengatasi defisit dua gol pada laga pertama 16 besar di Old Trafford melawan Paris Saint-Germain. Mereka kemudian menang 3-1 di Paris dan lolos ke perempat final berkat keunggulan gol tandang.
Tapi, kecemerlangan Manchester United di Liga Champions berakhir pada Selasa lalu pada perempat final. Barcelona menyingkirkan mereka dengan keunggulan agregat 4-0.
Pada Jumat lalu, Solskjaer mengatakan sejumlah pemainnya butuh dievaluasi secara mendetail setelah mereka tampil buruk pada beberapa pertandingan terakhir.
Setelah itu, ketika ditanya apakah Solksjaer adalah pilihan yang tepat sebagai manajer Manchester United, Jenas menjawab, “Tidak. Saya merasa itu adalah keputusan (memilih Solslkjaer) emosional. “
Jenas lantas membandingkan Solskjaer dengan Alaex Ferguson, Pep Guardiola, dan Jurgen Klopp yang menemukan ciri khasnya masing-masing ketika menangani Manchester United, Manchester City, dan Liverpool.
Setelah cukup lama berjalan, tentu saja ada pertanyaan mengapa kritik Jenas itu baru sekarang dikemukakan secara terbuka kepada media?
Sebenarnya, komentar miring tentang Ole Gunnar Solksjaer ini sudah bermunculan begitu ia menuai rentetan kekalahan setelah diangkat menjadi manajer tetap. Tapi, komentar Jenas ini yang paling tajam.
Karena itu, malam ini di Goodison Park, Ole Gunnar Solskjaer bisa bagai singa yang terluka untuk membawa pasukannya mengalahkan Everton. Demikian juga, hal itu mungkin terjadi di antara para pemainnya yang setia mendukung kelangsungan Solskjaer di Old Trafford.
Kemenangan malam ini memang seperti harga mati buat Manchester United untuk bisa terus bersaing menembus empat besar agar mendapat tiket ke Liga Champions musim depan.
Posisi delapan besar (main, selisih gol, nilai):
1 Man City 34 65 86
2 Liverpool 34 5785
3 Tottenham 34 29 67
4 Arsenal 33 26 66
5 Chelsea 34 21 66
6 Man Utd 33 19 64
7 Watford 34 0 49
8 Leicester 35 1 48