TEMPO.CO, Jakarta - Liga Primer Inggris 2018-2019 menampilkan drama menegangkan pada rangkaian esipode terakhir, yaitu satu-dua pertandingan sebelum kompetisi ini usai.
Pada Sabtu sampai dinihari tadi, Minggu 5 Mei 2019, ketegangan memuncak memicu laga menjadi keras, emosional, dan pemain bertumbangan di lapangan.
Dimulai dari perjuangan keras AFC Bournemouth untuk menggempur Tottengam Hotspur, Sabtu malam lalu. Spurs kehilangan kendali karena tekanan fisik lawan. Dua pemain kena kartu merah karena terpancing emosi permainan keras lawan, yaitu Son Heung-min pada menit ke-43 dan Juan Foyth menit ke-48.
Dengan sembilan pemain, Tottenham akhirnya kalah pada menit ke-90+1 melalui gol pemain Bornemouth, Nathan Ake.
Bornemouth main lepas tanpa beban karena sudah aman di urutan ke-13 dari 20 tim pada partai ke-37 dari 38 laga buat masing-masing tim dalam semusim.
Adapun Spurs tertahan di peringkat ketiga dengan nilai 70 dari 37 laga. Kalau Chelsea menang malam nanti, Minggu 5 Mei 2019, Spurs akan turun ke posisi keempat.
Setelah itu giliran Rafael Benitez, manajer terakhir yang membawa Liverpool menjuarai Liga Champions, membuat timnya sekarang, Newcastle United, tampil spartan melawan anak-anak asuhan Jurgen Klopp.
Newcastle mampu dua kali menyamakan kedudukan sebelum Divock Origi menentukan kemenangan Liverpool pada menit ke-86. Empat menit sebelum standar waktu laga normal berakhir, Liverpool menang 3-2 sehingga masih terus menekan Manchester City di puncak klasemen sampai kemungkinan laga terakhir, pekan ke-38.
Liverpool unggul 2 poin dari Manchester City di puncak klasemen ketika anak-anak asuhan Jurgen Klopp sudah memainkan 37 pertandingan alias tinggal menyisakan satu laga lagi.
Tapi, permainan fisik Newcastle United memakan korban, yaitu Mohamed Salah. Penyerang Liverpool itu harus ditandu ke luar lapangan karena cedera. “Sungguh pertandingan yang berat karena melawan tim yang secara disik lebih kuat dari kami,” kata Jurgen Klopp seperti dikutip Metro.co.uk.
Manchester City. Reuters/Carl Recine
Selasa dinihari mendatang, 7 Mei 2019, giliran Leicester City yang akan menguji ketangguhan fisik dan stamina kandidat juara lainnya, Manchester City, di Stadion Etihad. Korban terakhir dari amukan Leicester adalah Arsenal yang mereka gilas 3-0 pada 28 April 2019.
Laga ini masih menjadi partai ke-37 buat Manchester City. Tapi, kalau seri atau malah kalah, Manchester City akan semakin tertekan pada laga terakhir karena dipepet Liverpool.
Tak percuma Manajer Manchester City, Pep Guardiola, mengatakan pekan lalu bahwa Liverpool adalah saingat terberat yang pernah ditemui sepanjang kariernya menjadi pelatih di Liga Spanyol, Bundesliga Jerman, dan kini Liga Primer Inggris.