TEMPO.CO, Jakarta - Kegagalan Manchester United menembus empat besar Liga Primer Inggris 2018-2019 setelah mereka hana bermain imbang 1-1 melawan tuan rumah Huddersfield, Minggu, 5 Mei 2019, mempertegas masa kelam United setelah Alex Ferguson pensiun sebagai manajer.
Pada 8 Mei 2013, Ferguson mengumumkan ia pensiun sebagai manajer tim pada akhir musim itu, tapi akan tetap di klub sebagai salah seorang direktur dan duta besar klub.
Terpilih sebagai manajer klub berjuluk Red Devils ini sejak 6 November 1986, Ferguson mengakhiri kariernya dengan sukses yaitu juara Liga Primer Inggris 2012-2013. Secara keseluruhan, ia membawa Setan Merah ini juara divisi tertinggi Liga Inggris itu 13 kali.
Adalah Ferguson juga yang terakhir kali membawa Manchester United menjuarai Liga Champions yaitu pada 1998-99 dan 2007-08.
Pelatih Manchester United, Louis van Gaal mengangkat tropi Piala FA usai tim asuhannya berhasil mengalahkan Crystal Palace di stadion Wembley, Inggris, 21 Mei 2016. Bagi tim Setan Merah, ini merupakan trofi Piala FA ke-12 dan yang pertama sejak 2004. REUTERS
Louis van Gaal hanya bisa sekelumit menyusul sukses Ferguson pada Piala FA, yang dimenanginya sebelum manajer Belanda ini diputus kontraknya di Old Trafford.
Sebelumnya, David Moyes, yang pertama kali menerima tongkat estafet manajer dari Ferguson malah tidak dapat apa-apa dan sempat membuat United sangat oleng. Trofi FA Community Shiled bisa dibilang hanyalah sukses semu dari Moyes di klub ini.
David Moyes. (theheraldng.com)
Adapun sukses Jose Mourinho membawa Manchester United menjuarai Liga Europa mengingatkan pada kiprah Ferguson ketika membawa Setan Merah ini memenangi European Winners Cup 1990-91.
Tapi, Mourinho mirip seperti Moyes dan Van Gaal juga, para manajer yang masa kiprahnya ringkas di Old Trafford. Desember lalu, Mourinho dipecat.
Menjadi manajer mulai 1986, Ferguson baru bisa membawa Manchester United menjuarai liga pada musim 1992-1993. Apakah karena Moyes, Van Gaal, dan Mourinho tidak diberikan cukup waktu di Old Trafford seperti Sir Alex tersebut sehingga gagal?
Dan, sekarang, Ole Gunnar Solskjaer yang baru hitungan bulan diangkat sebagai manajer tetap mengatakan mengatakan mereka memang tidak pantas masuk empat besar Liga Primer Inggris setelah diimbangi Huddersfield 1-1.
“Rasanya sakit setiap kali anda tidak memenangkan pertandingan sepak bola. Dalam sebuah stadion yang penuh energi ini, pertandingan terakhir mereka di kandang, kami memberi mereka harapan dan kami tidak bisa mencapai level kami lagi,” kata Solskjaer di Huddersfield, dinihari tadi, Senin 6 Mei 2019.
“Hudderfield terus menekan kami karena energi dari para penonton tuan rumah. Kami memiliki taktik yang tidak bisa dilaksanakan. Sekarang sudah usai. Kami kecewa, tapi kami harus melihat ke depan,” Solskjaer melanjutkan. “Kami belum pantas menjadi empat besar.”
Pada pekan ke-37 Liga Primer Inggris 2018-2019, Manchester United mencapai klimaks yang mengecewakan di bawah asuhan manajer barunya, Ole Gunnar Solskjaer. Mereka dipastikan gagal lolos ke kualifikasi Liga Champions musim depan dan hanya bisa mengikuti di Liga Europa.
Melawan tim yang sudah pasti terdegradasi, urutan ke-20 alias posisi terbawah, Huddersfield, Manchester United sebagai tim tamu pada Minggu malam, 5 Mei 2019, hanya bisa bermain imban 1-1.
Dengan hanya memiliki satu pertandingan lagi musim ini dan nilai 66, Manchester United dipastikan tidak akan bisa menembus empat besar. Pasalnya, Tottenham Hotspur yang saat ini menempati peringkat keempat memiliki nilai 70. Artinya satu kemenangan yang akan diraih Manchester United sebelum finis musim ini hanya akan membuat klub berjuluk Red Devils itu mengoleksi nilai 69.
Manajer MU Jose Mourinho merayakan kemenangan Liga Eropa dengan mencium trofi dalam Final Liga Eropa UEFA di Stockholm, Swedia, 24 Mei 2017. Selama masa kepelatihannya, ia telah mempersembahkan gelar Community Shield, Piala Liga Inggris, dan Liga Eropa. Reuters/Andrew Couldridge
Pada akhirnya, Ole Gunnar Solskjaer tidak lebih baik dari Jose Mourinho yang dipecat pada Desember lalu. Manchester United gagal menang lima kali beruntun sampai pekan ke-37. Ini prestasi terburuk mereka sejak delapan laga tanpa kemenangan di bawah Louis van Gaal pada periode November dan Desember 2015.