TEMPO.CO, Jakarta - Ajax Amsterdam pantas menjadi favorit untuk meraih trofi Eredivisie mereka yang pertama kali sejak 2014. Pasalnya, menyongsong pekan pertandingan terakhir pada Kamis dinihari mendatang, 16 Mei 2019, mereka memimpin klasemen Liga Belanda 2018-2019 dengan keunggulan tiga poin dari PSV Eindhoven dan selisih gol yang jauh lebih baik dari PSV.
Ajax sudah membuktikan mampu mengesampingkan kekecewaan mereka disingkirkan Tottenham Hotspur pada semifinal Liga Champions. Setelah dikalahkan Tottenham 3-2, Ajax bisa kembali fokus untuk meraih kemenangan 4-1 melawan Utrecht di Johan Cruyff Arena, Minggu lalu.
Kapten sekaligus be tengah Matthijs de Ligt, yang semakin gencar diisukan akan hengkang pada musim panas ini, dan gelandang Frenkie de Jong yang sudah pasti pindah ke Barcelona seusai musim ini tampil memuaskan pada pendukungnya.
Setelah mengatasi Utrecht di kandang, ujian terbesar buat Ajax pada akhir musim ini adalah ketika mereka bertandang ke markas De Graafschap di Deventer. Pasalnya, di tempat itu juga, peluang Ajax untuk juara lenyap pada akhir musim 2015-16. Saat itu, Ajax hanya bisa bermain 1-1 di kandang De Graafschap, sehingga PSV yang merebut gelar juara.
Adapun De Graafschap masih punya peluang untuk menyelamatkan diri dari posisi tiga terbawah dari 18 tim Eredivisie dengan berjuang keras untuk bisa mengalahkan Ajax. Jika hal itu terjadi, sekali lagi, PSV yang akan diuntungkan.
PSV asuhan mantan bintang tim nasional Belanda dan Barcelona, Mark van Bommel, sebenarnya lebih lama memimpin klasemen Liga Belanda musim ini sehingga tampak tak tertahankan lagi untuk menjadi juara. Tapi, memasuki tahun baru 2019, PSV kehilangan bentuk permainan terbaiknya sehingga memberikan kesempatan kepada Ajax Amsterdam untuk mengambil alih posisi pemimpin klasemen.
PSV kini membutuh kemenangan pada pertandingan terakhir mereka di kandang AZ Alkmaar agar berpeluang mempertahankan gelar di liga.
Di atas kertas, perjuangan Ajax Amsterdam pada dua partai terakhir tampak lebih mudah dari PSV Eindhoven, dengan dukungan bentuk permainan Ajax sekarant dan posisi klub Amsterdam ini di klasemen.
Tapi, bola sering menimbulkan kejutan luar biasa. Hal ini baru saja dialami Ajax Amsterdam. Mereka sudah memimpin 2-0 melawan Tottenham Hotspur dan kemudian unggul agregat saat skor berubah menjadi 2-2 sampai menit ke-95 pada semifinal kedua Liga Champions. Tapi, pada satu menit terakhir, Ajax kalah dan tersingkir.
FOOTBALL ORANJE.COM | ESPN