TEMPO.CO, Jakarta - Sabtu malam ini, Manchester City bisa mengukir sejarah baru menjadi tim pertama yang meraih tiga gelar juara sekaligus dalam kompetisi sepak bola Inggris. Dengan gelar Piala Liga dan Liga Inggris di tangan, The Citizens akan melakoni final Piala FA melawan Watford di Wembley, London, mulai 23.00 WIB.
Tapi mimpi City itu bisa saja kandas. Sebab, Watford tak kalah lapar gelar juara. Maklum, Watford belum pernah mengangkat trofi Piala FA sepanjang 121 tahun usia klub ini. Prestasi tertinggi, Watford menjadi runner-up pada musim 1983/1984. Tentu Watford tak akan rela melepas kesempatan emas ini.
Tim berjulukan The Hornets itu sudah siap berduel mati-matian melawan tim terbaik Inggris saat ini, City. Manajer Watford, Javi Garcia, percaya mental timnya lebih kuat dibanding City, meski mereka tak diunggulkan untuk membawa pulang piala. Apalagi mereka dianggap sebagai kuda hitam
Bagi pelatih berusia 49 tahun itu, predikat kuda hitam justru membuat timnya bisa tampil tanpa beban. Lagi pula Garcia yakin City bukanlah tim yang tak bisa dikalahkan. "City memang tim terbaik di Inggris saat ini, tapi bukan di dunia. Mereka masih bisa dikalahkan," kata mantan manajer Malaga itu.
Bagi Watford, kemenangan di final Piala FA akan terasa sangat manis. Selain menyabet trofi pertama, Watford bakal dapat gengsi besar sebagai satu-satunya tim yang bisa merusak mimpi besar City meraih treble winners sekaligus menahbiskan diri sebagai tim terbaik di Inggris.
Untuk menumbangkan City, Garcia sekali lagi akan mengandalkan Gerard Deulofeu di depan. Pemain berkebangsaan Spanyol itu menjadi penentu kemenangan tipis 3-2 atas Wolverhampton di semifinal April lalu. Ketika itu, Watford sempat tertinggal dua gol di babak pertama. Tapi mereka bisa mengejar dengan mencetak tiga gol. Deulofeu bikin dua gol dan Troy Deeney satu.
Bagi Deulofeu, musim ini adalah penampilan terbaiknya sejak memulai karier profesional di Barcelona pada 2013. Deulofeu adalah produk akademi Barca La Masia. Namun, sayang, dia tak sanggup menembus tim inti Blaugrana. Walhasil, empat kali Deulofeu dipinjamkan ke Everton, Sevilla, AC Milan, hingga dipermanenkan Watford pada musim panas 2018.
Maklum, selama berpindah-pindah klub Deulofeu tak pernah melesakkan lebih dari 10 gol dalam satu musim. Kini, di Watford--musim 2018/2019--Deulofeu sudah mencetak 12 gol di Liga Primer dan Piala FA.
"Pencapaian terbaikku semakin komplet jika aku bisa mempersembahkan gelar juara Piala FA untuk Watford," kata pemain berusia 25 tahun itu.
Garcia pun puas akan penampilan Deulofeu. Menurut mantan manajer Rubin Kazan itu, ada rahasia di balik 12 gol Deulofeu musim ini. Garcia menggeser posisi bermain Deulofeu dari awalnya pemain sayap dan gelandang serang menjadi penyerang utama. "Rupanya, dia lebih nyaman jadi ujung tombak. Semoga dia bisa bikin gol lagi di laga penting nanti," kata Garcia.
NATIONAL | MIRROR | SKY SPORTS | INDRA W