TEMPO.CO, Jakarta - Jurgen Klopp akan menjalani final Liga Champions ketiganya saat memimpin Liverpool menghadapi Tottenham Hotspur di di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, pada Ahad dinihari, 2 Juni 2019.
Musim lalu ia juga tampil di partai puncak dan harus melihat timnya ditekuk Real Madrid. Satu partai final lainnya adalah pada 2013, bersama Borussia Dortmund yang dikalahkan Bayern Munchen.
Baca: Pekan Ini Final Liga Champions dan Liga Eropa, Simak Jadwalnya
Menjelang laga final, pelatih asal Jerman itu berbicara banyak hal dengan laman UEFA. Berikut beberapa petikannya:
Tentang taktik melawan Tottenham
Liverpool dan Tottenham sudah saling kenal dengan baik. Terlepas dari itu, ini adalah final dan Anda harus mempersiapkan diri dengan melihat kekuatan dan kelemahan lawan. Itulah yang harus Anda lakukan, sehingga tidak ada bedanya dengan final lainnya.
Kita sudah tahu itu, jadi mengapa kita harus terlalu memikirkannya? Jika kami benar-benar berada di level tertinggi, kami adalah tim yang sulit untuk dilawan. Tapi kami juga tahu Tottenham pun demikian. Di Jerman kami memiliki pepatah: "Semua hal terbaik datang dalam kesempatan ketiga."
Di Mainz, saya gagal promosi dua kali dan akhirnya berhasil dalam kesempatan ketiga. Kami berharap hal sama terulang untuk Liga Champions.
Baca: Fakta Final Liga Champions Tottenham Hotspur vs Liverpool
Tentang menularkan ide saat bergabung dengan Liverpool pada 2015
Para pemain sudah tahu setelah lima hari apa ide saya. Jelas bahwa mereka mengenal saya dan mengenal Dortmund. Inilah sebabnya mengapa sudah jelas bagaimana kami ingin bermain, tetapi kami tidak ingin mendorong semuanya sekaligus sejak awal.
Kami ingin memanfaatkan kualitas para pemain dan memberi mereka kepercayaan diri yang lebih sehingga mereka akan memiliki keyakinan bahwa mereka adalah pemain yang tepat untuk Liverpool.
Baca: Jelang Final Liga Champions: Liverpool dan Kutukan dari Wenger
Pengaruh awal yang membentuk kariernya ...
Mainz 05 memiliki pengaruh terbesar. Saya ada di sana selama 18 tahun dan itu berdampak besar pada saya. Saya sudah sering mengatakan, tapi saya senang untuk mengulanginya: (mantan pelatih Mainz) Wolfgang Frank mempengaruhi kami semua. Dia adalah orang yang membawa sepak bola ke level lain untuk kami. Dia menyingkirkan kekurangan kami, kesalahan sendiri, dan memberi kami kemungkinan untuk menjadi tim yang terorganisasi dengan baik dan bisa menang melawan oposisi yang lebih besar. Dia adalah pengaruh terbesar. Saya belajar di sana bahwa kekalahan terbesar itu ada di sana sehingga Anda bisa bangkit dan merasa lebih kuat.
Baca: Peraturan Final Liga Champions dan Liga Eropa Berubah
Tentang merangkul keberagaman...
Sepak bola selalu multikultural dan saya selalu menikmatinya. Jika pendekatan Anda tetap sama seperti ketika Anda tumbuh dewasa, Anda tidak dapat benar-benar mendapat manfaat dari orang lain di sekitar Anda. Tetapi ketika orang-orang dari seluruh dunia berkumpul, dan Anda menggabungkan budaya dan kepribadian yang berbeda, sesuatu yang sangat besar dapat tumbuh dari itu. Itulah yang selalu saya sukai tentang sepak bola.
Klopp, 51 tahun, menghabiskan hampir seluruh karier bermainnya di Mainz. Ia juga memulai karier kepelatihannya di sana pada 27 Januari 2001. Ia pindah ke Dortmund pada 2008 dan kemudian Liverpool pada 2015.
Di Dortmund ia prnah dua kali menjadi jura Bundesliga, sekali merebut Piala Jerman, dan sekali jadi runner-up Liga Champions. Bersama Liverpool, Klopp menjadi runner-up Piala Liga (2016), runner-up Liga Eropa (2016), dan runner-up Liga Champions (2018).
UEFA