TEMPO.CO, Jakarta - Kehadiran striker asal Mesir, Mohamed Salah, di Liverpool telah menyebabkan turunnya persentase Islamofobia dan kejahatan rasial di Inggris. Fakta itu diketahuo dari Menurut hasil studi Laboratorium Kebijakan Keimigrasian di Universitas Stanford.
Menurut KBBI dalam situs daringnya, Islamofobia memiliki arti fobia terhadap Islam atau penganut Islam. Nah, tingkat Islamofobia yang terjadi di Inggris disebutkan perlahan menurun sesuai dengan kegemilangan Salah bersama klub berjuluk The Reds tersebut.
Baca: Video Mohamed Salah Berbuka Puasa di Final Liga Champions
Mohamed Salah kerap kali menghadirkan sisi Islami ketika bertanding di atas lapangan. Salah satunya saat buka puasa di tengah final Liga Champions 2018/19.
Pemain asal Mesir itu juga sering melakukan sujud syukur jika berhasil mencetak gol. Aksi-aksi yang dilakukan Mohamed Salah tersebut rupanya mampu mengurangi stigma buruk terhadap Islam, seperti dilansir oleh The National.
Baca: Liverpool Juara Liga Champions, Harga 8 Pemain Ini Melonjak Naik
Menurut hasil studi yang dilakukan oleh Laboratorium Kebijakan Keimigrasian di Universitas Stanford, diketahui bahwa tingkat Islamofobia daerah Merseyside, Liverpool, mengalami penurunan sebanyak 18,9 persen.
Merseyside sendiri merupakan sebuah provinsi di wilayah barat laut Inggris, tempat kota Liverpool berada. Dalam penelitian itu juga dijabarkan bila kicauan anti-Muslim oleh penggemar Liverpool juga berkurang separuh dibandingkan dengan klub besar Inggris lainnya.
Mohamed Salah bergabung dengan Liverpool pada bursa transfer tahun 2017 silam dari AS Roma. Sejak saat itu ia menjadi salah satu pemain terbaik yang paling populer di Liga Primer Inggris.
INDOSPORT