TEMPO.CO, Jakarta - Mantan top skor Liga Indonesia musim 1995/96, Dejan Gluscevic, kini menjadi pelatih. Ia pun sempat menangani tim junior Vanuatu.
Meski kini sudah pensiun dan tak lagi berkiprah di Indonesia, Gluscevic mengaku masih tetap memantau perkembangan sepak bola Indonesia. "Saya mengikuti sepak bola Indonesia menggunakan teknologi, dan tetap menjalin komunikasi dengan mantan rekan setim saya yang menjadi pelatih," kata dia kepada Indosport.
Dejan Gluscevic sangat akrab dengan pecinta sepak bola Indonesia era 90-an. Pria berpaspor Kanada itu merupakan salah satu penyerang asing tersukses di bumi Nusantara.
Baca: Jadwal Siaran Langsung Uji Coba Timnas Indonesia Vs Vanutu
Dejan Gluscevic datang ke Tanah Air pada 1994, bergabung dengan klub milik keluarga Bakrie, Pelita Jaya. Bersama The Commandos, ia tampil cukup produktif sebagai seorang striker dengan mencetak 21 gol di musim pertamanya. Ia juga sukses menciptakan duet maut bersama Kurniawan Dwi Yulianto.
Ketajamannya meningkat kala dipinjamkan ke klub Mastrans Badung Raya di musim keduanya. Di sana, ia berhasil mengakhiri kompetisi dengan manis: membawa Bandung Raya menjuarai Liga Indonesia musim 1995/96. Dejan saat itu menyabet gelar top skor setelah mencetak 30 gol dari 33 pertandingan.
Kariernya kemudian terganggu, lantaran Liga Indonesia edisi 1998 harus terhenti karena kondisi politik dalam negeri yang tengah memanas. Gluscevic pun memutuskan untuk meninggalkan Indonesia, dan hijrah ke negeri tetangga Singapura, bergabung dengan Tajong Pagar FC.
Baca: Calon Lawan Timnas Indonesia, Vanuatu Pernah Menang 64-0
Karier sepak bola profesionalnya lantas disudahi di Kanada tahun 2002, lebih tepatnya di North York Astros. Ia juga sempat melatih skuat senior di klub tersebut.
Merasa sudah cukup bekal ilmu kepelatihan, Dejan Gluscevic memutuskan hengkang dan kembali ke klub lamanya di Eropa, Red Star Belgrade untuk melatih tim junior dari tahun 2006 sampai 2010.
Empat tahun di sana, ia kemudian kembali ke sepak bola Asia Tenggara. Dejan Gluscevic diberi kepercayaan melatih tim nasional Singapura U-15 dalam kurun waktu 2010 hingga 2016.
Dibawah tangan dinginnya, regenerasi tim nasional Negeri Singa cukup baik. Ia dianggap ‘penemu’ sejumlah pemain berbakat Singapura yang untuk menjadi pondasi dan andalan di tim senior dan U-22 saat ini.
Selepas dari Singapura, salah satu negara kepulauan di benua Oceania, Vanuatu tertarik memakai jasanya untuk mengembangkan pemain muda. Pada tahun 2017, Dejan Gluscevic pun resmi melatih Vanuatu U-20, karena dianggap sebagai sosok yang tepat menangani Bong Kalo cs, menggantikan pelatih lokal, Etienne Mermer.
Baca: Jejak di Vanuatu dan Hasrat Kembali ke Indonesia