TEMPO.CO, Jakarta - Dalam tiga pertandingan yang sudah dijalani di Liga 1 2019, Arema FC sudah terkena sanksi berupa denda dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI sebesar Rp 125 juta. Karena itu, manajemen klub berencana mengumpulkan suporter Aremania dalam waktu dekat.
Terbaru, Arema dikenai denda Rp 50 juta karena kembang api yang menyalanya pada laga pekan ketiga saat Arema menjamu Persela Lamongan di Stadion Kanjuruhan Malang, Senin, 27 Mei 2019. Sebelumnya, Arema juga sudah dijatuhi denda Rp 75 juta karena kericuhan antarsuporter di kandang PSS Sleman pada pembukaan Liga 1 2019, Rabu (15/5/2019).
"Total dendanya 125 juta rupiah, bagi klub yang sangat mandiri seperti Arema, ini sangat berpengaruh terhadap keuangan klub. Karena itu kami ingin berbenah, kami butuh kerja sama yang baik antara semua pihak, termasuk Aremania," kata Media Officer Arema, Sudarmaji, kepada Wearemania.net.
Menurut pria asal Banyuwangi itu, pihak klub tidak akan pernah berputus asa untuk melakukan sosialisasi regulasi kompetisi Liga 1 2019 kepada suporter. Ditegaskannya, bahwa flare dan sejenisnya tidak hanya dilarang di laga resmi tim senior, tapi juga di semua kompetisi kelompok umur di Elite Pro Academy.
"Dalam waktu dekat, kami akan mengajak Aremania berdiskusi, mungkin akan dikemas dalam ajang Halal Bihalal untuk saling memberikan pemahaman," mantan wartawan itu menambahkan.
Harapannya, tak ada pelanggaran serupa terkait flare ini atau pun pelanggaran-pelanggaran Kode Disiplin lainnya di pertandingan-pertandingan selanjutnya. Sebab, jika kesalahan yang sama terulang pada kemudian hari, maka sanksi yang lebih berat sudah menanti Arema.
"Mari jadikan sanksi ini sebagai momentum bersama dalam berbenah, tidak ada yang patut disalahkan, yang patut disalahkan jika kita tidak bergerak untuk bertemu, berdiskusi dan bersolusi," tegas pengurus Arema FC ini.
WEAREMANIA.NET | PSSI.ORG