TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim Laskar Mataram PSIM Yogyakarta keberatan jika jadwal Liga 2 2019 harus diundur karena masih adanya sejumlah tim yang belum memenuhi persyaratan.
PT Liga Indonesia Baru merencanakan bakal menggelar Liga 2 2019 pada 22 Juni 2019. Sebanyak 23 klub akan berlaga dalam kompetisi itu yang terbagi sebelas klub untuk wilayah timur dan 12 lainnya berlaga di wilayah barat.
Namun jadwal pertandingan itu terancam mundur lantaran Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) belum memberi rekomendasi bergulirnya kompetisi karena banyak klub belum menyelesaikan persyaratan administrasi.
“Kami keberatan jika jadwal Liga 2 harus diundur dengan alasan masih adanya sejumlah klub yang belum melengkapi persyaratan,” ujar Manajer PSIM, Effendi Syahputra, 16 Juni 2019.
Effendi menuturkan, jika jadwal pertandingan diundur, pihaknya akan mengalami kerugian besar. Terutama karena saat ini PSIM sudah memesan seluruh tiket pesawat pulang pergi untuk menjalani tur Kalimantan. “Kami sudah pesan semua tiket untuk menghadapi dua liga di Kalimantan, akan merugikan kami secara klub jika jadwal diubah,” ujar Effendi.
PSIM Yogyakarta akan membuka laga Grup Timur Liga 2 2019 lewat dua laga beruntun melawan dua tim asal Kalimantan Timur, yakni Persiba Balikpapan dan Mitra Kukar pada 22 dan 26 Juni 2019 nanti.
Pada Minggu 16 Juni 2019, PSIM pun telah mengenalkan 24 pemainnya yang akan berlaga dalam Liga 2 2019 ini. PSIM Yogyakarta termasuk salah satu dari tiga klub yang sejak awal sudah melengkapi persyaratan, selain klub Persatu Tuban dan Persis Solo.
Hingga Selasa 18 Juni 2019, dari 23 klub Liga 2 yang berlaga, BOPI menyatakan masih sisa lima klub yang belum memenuhi syarat. Mereka adalah Persewar Waropen, Aceh United, PSPS Riau, Blitar United, dan Sriwijaya FC. “Kami tetap berharap jadwal Liga 2 tak ada perubahan,” ujar Effendi.
Sebelumnya, beberapa klub Liga 2 telah berganti kepemilikan atau pindah domisili. BOPI meminta kepada klub yang memutuskan pindah domisili atau ganti kepemilikan harus mempunyai kejelasan administrasi. Aceh United dan Blitar United misalnya, telah berubah nama menjadi Babel United dan Persib Bandung B. PSPS Riau dan Sriwijaya FC disebut-sebut masih mempunyai persoalan utang-piutang.
PRIBADI WICAKSONO