TEMPO.CO, Surabaya - Suporter Persebaya Surabaya, Bonek, mengamuk setelah tim kebanggaannya ditahan 1-1 Madura United dalam leg pertama babak 8 besar Piala Indonesia di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Rabu, 19 Juni 2019.
Tanda-tanda kemarahan Bonek sudah terlihat ketika Persebaya tertinggal lebih dulu. Gol cepat Aleksandar Rakic pada menit ke-2 memicu Bonek di tribun utara menyanyikan sindiran "nak gak kalah seri, nak gak salah seri".
Nyanyian itu sempat mereda ketika Osvaldo Haay berhasil menyamakan skor pada menit ke-54. Namun, menjelang pertandingan berakhir, tepatnya pada menit 90+3, keadaan semakin panas dan tak terkendali.
Seorang suporter di tribun utara tiba-tiba menyalakan flare dan selanjutnya diikuti penyalaan flare dan kembang api oleh suporter yang ada di tribun selatan dan utara. Api juga sempat terlihat di berapa sudut pintu keluar tribun.
Wasit sempat tak menghiraukan penyalaan flare dan kembang api tersebut. Tapi asap mengepul yang menutupi lapangan membuat perangkat pertandingan terpaksa menghentikan pertandingan.
Kemarahan Bonek tak sampai berhenti di situ. Puluhan suporter di tribun utara turun ke lapangan. Dengan membentangkan spanduk bertuliskan "Jangan Bikin Malu Surabaya", mereka menghampiri pemain Persebaya.
Asisten pelatih Persebaya, Bejo Sugiantoro, sempat tersulut emosi dengan aksi tersebut. Sebelum dilerai sejumlah pemain Persebaya, legenda hidup Persebaya tersebut terlihat sempat adu cekcok.
Kemarahan Bonek semakin menjadi-jadi setelah ofisial dan pemain Persebaya meninggalkan lapangan. Mereka merusak papan sponsor yang ada di sisi utara lapangan dan menyeret ke tengah lapangan. Kericuhan mereda ketika sebagian lampu stadion dimatikan.
NUR HADI