TEMPO.CO, Jakarta - Persela Lamongan yang akan bertanding pada pekan keenam Liga 1 Indonesia 2019 hari ini, Senin 1 Juli, di kandang Persebaya, Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, tanpa didampingi pelatih kepalanya, Aji Santoso.
Mantan bintang tim nasional sepak bola Indonesia dan pemain legendaris Persebaya serta Arema itu mengundurkan diri jabatannya sebagai pelatih kepala Persela karena merasa gagal mengangkat prestasi timnya pada awal Liga 1 musim 2019 ini.
Sebagai pelatih, Aji sudah malang-melintang di persepakbolaan Indonesia dan menangani tim nasional pada pergelaran Asian Games 2014. Sebagaimana Aji, Ivan Kolev, Jacksen F. Tiago, dan Luciano Leandro layak disebut sudah sangat berpengalaman dalam jatuh-bangunnya pergerakan sepak bola Indonesia. Tapi, mereka harus terdepak lebih awal sebagai pelatih di Liga 1 2019.
Kolev yang asal Bulgaria dan Jacksen dari Brasil bahkan sudah seperti Aji yaitu merasakan menjadi pelatih tim nasional Indonesia. Adapun Luciano pada masa jayanya sebagai pemain menjadi ikon dari PSM Makassar dan Persija Jakarta di Liga Indonesia. Jacksen pun sebagai pemain adalah legenda Persebaya.
Mengapa Aji dan kawan-kawan yang sudah sarat pengalaman di Liga Indonesia itu bisa terdepak lebih awal? Berikut kisah mereka dalam empat seri tulisan.
Luci dan Ironi Legenda Persija dan PSM
Pelatih PSM Makassar Luciano Leandro (tengah) memperhatikan tim yang melakukan peregangan otot saat sesi latihan di Stadion Mattoanging Gelora Andi Mattalatta Makassar, Sulawesi Selatan, 6 Mei 2016. ANTARA/Yusran Uccang
Sebagaimana Carlos de Mello dan Jacksen F. Tiago, Luciano Leandro adalah pemain dari Brasil yang mampu memberi nuansa tersendiri dalam sejarah perkembangan kompetisi profesional Liga Indonesia.
Luciano Leandro layak disebut sebagai legenda PSM Makassar dan Persija Jakarta. Pemain lini tengah bertipe playmaker yang akrab dipanggil Luci ini membawa Persija menjadi juara Liga Indonesia 2001. Di PSM ketika masih bernama PSM Ujungpandang, ia tampil empat musim.
Luci sudah sangat berpengalaman di persepakbolaan Indonesia dan ini menjadi faktor utama Ketua Umum Persipura Jayapura, Benhur Tommy Mano, memilihnya menjadi pelatih Persipura pada awal musim Liga 1 2019.
Tapi, modal pengalaman panjang Luciano Leandro sebagai pemain di Liga Indonesia tak cukup membawanya sukses menangani Persipura.
Setelah gagal meraih kemenangan pada lima pertandingan perdana Liga 1 2019, Persipura memecatnya.
"Kami sudah bertemu, coach Luciano juga sangat mengerti dan memahami keadaan yang kami alami. Beliau paham hasil pertandingan belum memuaskan, walaupun ada perbaikan dan perkembangan," tutur Ketua Umum Persipura, Benhur Tomi Mano, kepada Suara.com.
Tap, ini bukan pertama kali, Luciano mengalami nasib seperti ini sebagai pelatih di Indonesia. Pada 19 Mei 2016, ia juga dipecat PSM Makassar dari jabatannya sebagai pelatih Juku Eja di Torabika Soccer Championship. Padahal, ia baru bekerja dua bulan.
Saat itu, Luciano Leandro dinilai PSM gagal mengembalikan karakter khas mereka, yaitu permainan cepat dan keras. Ia dianggap terlalu santun dan kurang tegas bersikap kepada pemain.
Waktu itu, Luciano Leandro beralasan tidak bisa bersikap tegas kepada pemain karena merasa para pemain belum mendapat pelayanan maksimal dari manajemen klub PSM. Tapi, ia menolak merinci lebih jauh soal itu.
Luciano Leandro kembali ke Brasil dan tiga tahun kemudian terbang lagi ke Indonesia karena kecintaannya terhadap sepak bola di Nusantara ini. Tapi, ia kembali menemui nasib yang sama sebagai pelatih.