TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tak mau asal-asalan dalam menetapkan target tampil di Olimpiade 2024 dan maju di pencalonan tuan rumah Piala Dunia U-20. Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Ratu Tisha Destria menuturkan ada strategi yang disiapkan dan sudah mulai bergulir sejak 2018.
Ia menjelaskan dalam dua tahun terakhir federasi tengah giat menyiapkan pembinaan pemain muda melalui Elite Pro Academy atau Liga 1 U-16 dan sertifikasi pelatih. Menurut alumnus Institut Teknologi Bandung itu, peningkatan sertifikasi penting sebab pengembangan akademi harus ditunjang oleh keberadaan pelatih yang berkualitas. "Pada 2018 kami gencarkan kursus kepelatihan," ucapnya di Jakarta, Jumat, 12 Juli 2019.
Tisha menyebut pembinaan pemain melalui Elite Pro Academy merupakan modal utama federasi menuju target lolos Olimpiade 2024. Namun di tengah belum optimalnya infrastruktur penunjang sepak bola yang dimiliki klub, lanjut Tisha, harus ada percepatan yang dilakukan PSSI.
Percepatan itu berupa mengajukan diri dalam pencalonan tuan rumah Piala Dunia U-20 dan pembentukan tim Garuda Select. Tisha menyatakan langkah itu merupakan percepatan dalam hal organisasi dan pembinaan pemain. "Kami tidak lagi bermimpi. Jadinya semakin terbayang," tuturnya.
Meski demikian, jalan tim nasional menuju Olimpiade tidak akan mudah. Total hanya ada 16 negara yang akan berpartisipasi di Olimpiade. Zona Asia mendapat jatah tiga tiket yang diperoleh melalui turnamen Piala Asia U-23 pada 2024. Tiga tiket itu menjadi hak juara Piala Asia U-23, tim runner up, dan tim terbaik ketiga.
Sebelum tampil di putaran final, Indonesia harus mengikuti kualifikasi Piala Asia U-23 yang biasanya berjalan setahun sebelumnya atau 2023. Terakhir kali Timnas Indonesia bermain di Olimpiade ialah pada 1956 di Melbourne, Australia. Saat itu Timnas gagal melaju ke final karena dihentikan Rusia di babak semifinal.
ADITYA BUDIMAN