TEMPO.CO, Yogyakarta - Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiyantoro angkat bicara soal kemungkinannya yang bakal hengkang dari kursi pelatih.
Sikap Seto itu muncul setelah Laskar Sembada mengalami dua kekalahan berturut yakni ketika menjamu PSIS Semarang (1-3) dan digilas Bali United (3-1).
Namun pernyataan Seto itu mendapat penolakan besar dari para suporter PSS yang ditunjukkan saat Laskar Sembada bermain imbang 2-2 kontra Barito Putera di Stadion Maguwoharjo, Sabtu 27 Juli 2019.
Dalam laga itu, suporter PSS menggelar aksi dukungan yang mendesak Seto tetap bertahan. Dukungan suporter yang meminta Seto bertahan itu tertuang melalui aksi berbagai spanduk bertulis seperti 'We Believe Coach' juga 'In Seto We Trust'.
"Memang kemarin saya sempat bilang kemungkinan bakal resign dari tim ini, tapi kemungkinan," ujar Seto usai laga PSS kontra Barito di Stadion Maguwoharjo Sabtu (27/7).
Pada sesi latihan Rabu (24/7) lalu, Seto mengatakan niatnya ingin mundur jika dua atau tiga laga yang dilakoni PSS Sleman, tak kunjung menunjukkan tren positif.
Sikap Seto itu lantas mendapat respon pendukung setia PSS melalui jagat media sosial yang trending dengan tagar #InSetoWeTrust Jumat kemarin yang disusul dengan aksi di lapangan pada Sabtu saat PSS menjamu Barito Putera. "Saya berterima kasih sekali untuk dukungan suporter kepada saya dan mereka yang telah mencintai tim ini secara luar biasa," ujar Seto.
Seto merasa dukungan besar suporter itu membuat dirinya seolah sudah menjadi milik fans setia PSS Sleman. Seto menuturkan, sebagai pelatih, ia juga sudah terlanjur mencintai tim yang sudah berhasil dibawanya naik kasta menjadi tim promosi Liga 1 tersebut.
"Saya mencintai tim ini, tapi apapun nanti keputusan saya, itu semata hanya karena saya mencintai tim ini. Saya mau tim ini tetap eksis di kompetisi Liga 1," ujar Seto. "Saya juga tak mau mundur saat tim ini dalam kondisi terpuruk," Seto menambahkan.
Seto mengatakan keinginannya mundur saat itu sengaja diungkapkan karena melihat posisi Laskar Sembada masih berada di posisi aman yakni di papan tengah.
Pasca laga imbang lawan Barito 2-2, peringkat PSS pun masih bertengger di peringkat ke delapan klasemen sementara Liga 1. "Artinya dengan kondisi (di papan tengah) itu, tim ini masih bisa dibenahi, mungkin dengan pelatih lain atau dengan saya sendiri," ujar Seto.
Seto melihat, meski berstatus tim promosi dan kebanyakan masih didominasi pemain Liga 2, dari segi permainan anak asuhnya tidak begitu mengecewakan.
Dengan materi pemain yang sebagian besar merupakan pemain Liga 2 musim 2018 lalu, toh Laskar Sembada membuat tim lain di Liga 1 sedikit khawatir karena selalu memiliki semangat juangnya yang tinggi. "Namun, ada sesuatu di sini yang tidak bisa saya atasi," ujar Seto tak menjelaskan detil sesuatu yang ia maksud.
Seto Nurdiyantoro hanya berharap apapun yang terjadi ke depan, Laskar Sembada tetap solid, tetap menjalani laga dengan penuh perjuangan.
PRIBADI WICAKSONO