TEMPO.CO, Yogyakarta: Laskar Mataram PSIM Yogyakarta sudah bisa berkandang di stadion kebanggaannya Mandala Krida saat menjamu Martapura FC pada laga lanjutan Liga 2 2019 pada 8 Agustus 2019.
Selama kurang lebih tiga musim kompetisi terakhir, para pendukung PSIM baik dari ordo Brajamusti juga Mataram Independent, harus sabar menyaksikan laga tim kesayangannya itu di luar wilayah karena stadion di pusat kota itu menjalani renovasi total.
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti berpesan dengan kembalinya PSIM ke stadion kebanggaan warga Yogya itu, suporter bisa menjadi tuan rumah yang baik dan menjaga kondusifitas terutama ketika ada laga home.
“Dengan digunakannya Mandala Krida, saya harapkan suporter juga menjadi tuan rumah yang baik," ujar Haryadi Senin 5 Agustus 2019.
Haryadi berharap suporter tuan rumah bisa menjaga kondusufitas dan menunjukkan kepada masyarakat jika sepak bola itu bagian dari tontonan dan tuntunan.
Haryadi menambahkan, berkandangnya PSIM di Mandala Krida nan megah itu, suporter Laskar Mataram juga semakin antusias memberi dukungan tim kebanggaannya dengan cara senantiasa memenuhi stadion kala laga kandang digelar.
"Terus dukung PSIM, penuhi stadion ajak serta keluarga, " ujar Haryadi.
Dengan penuhnya stadion juga menjadi parameter pertandingan sepak bola aman untuk ditonton.
“Kesuksesan sebuah tim dalam mengarungi kompetisi ada tiga yakni prestasi bagus, organisasi yang baik, dan suporter yang ikut menjaga," ujarnya.
Haryadi menilai saat ini PSIM tengah dinaungi tren positif karena berada di papan atas klasemen sementara Liga 2. PSIM juga ditangani manajemen handal dengan organisasi yang rapi.
Haryadi tidak terlalu mempermasalahkan masih belum lengkapnya sejumlah fasilitas di Stadion Mandala Krida jelang laga kandang menjamu Martapura FC 8 Agustus 2019 nanti.
Seperti salah satunya barikade atau pembatas tribun penonton karena sarana itu kini tengah dikebut agar lengkap.
“Yang terpenting ada kesadaran dari suporter dulu untuk menjaga kondusifitas. Karena walau pembatas dengan tali saja tapi kalau sudah ada kesadaran menjaga kondusifitas itu, maka tak masalah," ujarnya.
"Yang terpenting jangan ada mabuk-mabukan, jangan bawa benda-benda berbahaya ke stadiom. Dukunglah kedua pihak, jadi tuan rumah juga harus membuat nyaman tim lawan. Itu bagian dari sportifitas,” ujar dia.
Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan PSIM, Ikhwanul Iwan sebelumnya mengatakan PSIM akan mengawali laga kandang perdana di Stadion Mandala Krida saat melawan Martapura FC.
"Nanti (saat laga lawan Martapura FC) kami coba buka dulu tribun bawah stadion untuk penonton. Kalau di bawah sudah terisi penuh baru tribun bagian atas kami buka," ujarnya.
Iwan mengatakan meski Mandala Krida mampu menampung 35 ribu penonton, namun untuk laga pertama kemungkinan masih dialokasikan untuk sekitar 25 ribu penonton dahulu.
Pihaknya masih akan mengevaluasi dan beradaptasi bagaiman pola keramaian dan sebaran penonton saat Laskar Mataram menjamu Martapura FC itu.
"Kami masih akan koordinasikan dengan kepolisian bagaimana nanti simulasi lalu lintas dan lokasi parkir," ujarnya.
Terbukanya akses PSIM menggunakan Stadion Mandala Krida, setelah pihak panpel dan manajemen bertemu dengan sejumlah pihak khususnya pemerintah Kota Yogya guna mengurus sejumlah pekerjaan rumah terkait penggunaan stadion.
Sebab sebelum bisa digunakan, stadion itu harus dilengkapi sejumlah sarana sebagai prasyarat. Seperti barikade antara tribun dengan lapangan, ruang ganti pemain dilengkapi pendingin, hingga perbaikan ringan seperti bagian lantai yang belum di semen.
"Semua yang dibutuhkan sudah disiapkan," ujarnya.
Sejauh ini beberapa perlengkapan untuk laga yang sudah dipasang seperti loker, papan skor dan bench pemain.
Stadion yang biaya renovasinya menelan dana Rp 174,4 miliar itu, memang terhitung megah. Selain lapangan bola, Stadion Mandala Krida juga memiliki sirkuit atletik berstandar internasional meliputi kualitas lintasan, ukuran lintasan, dan kelengkapan lain misalnya area lontar martil dan kelengkapan atletik lain seperti lompat tinggi dan lompat jauh.
PRIBADI WICAKSONO