TEMPO.CO, Jakarta - David Luiz kini berseragam Arsenal setelah Chelsea melepasnya dengan harga transfer 8 juta pound sterling atau sekitar Rp 138 miliar. Bek tengah dan mantan kapten tim nasional Brasil berusia 32 tahun ini mengikat kontrak dua tahun di Arsenal.
Keputusan Luiz meninggalkan Chelsea dianggap jalan terbaik baginya ketimbang bertahan di Stamford Bridge, London. Sebab, setelah Chelsea ditangani pelatih baru, Frank Lampard, nasibnya tidak pasti. Namun kepindahannya ke Arsenal juga menuai kritik.
Pelatih Arsenal, Unai Emery, kabarnya akan menyandingkan Luiz dengan Shkodran Mustafi sebagai bek tengah. Skema itu mendapat kritik dari sejumlah pihak yang menganggap bahwa kedua bek tersebut sama-sama sering melakukan kesalahan sendiri.
Mantan pemain bek Arsenal, Martin Keown, salah satu yang mengkritik keputusan bekas klubnya itu mendatangkan Luiz. "Jika saya berada di Arsenal dan bisa membisikkan ke telinga Unai Emery. saya akan menasihati untuk tidak menggontrak David Luiz dan menolak kontrak itu, terlalu berisiko," ujarnya.
Keown tak memungkiri Arsenal butuh bek tengah saat ini. Namun, menurut dia, menjatuhkan pilihan kepada Luiz bukan solusi yang tepat. Dengan cara mainnya yang seperti sekarang, Luiz akan dengan mudah menjadi sasaran empuk dan tidak bisa mengawal pertahanan Arsenal seperti yang pernah dia lakukan.
Seperti dilansir metro.co.uk, Keown menyebutkan kelemahan Luiz adalah dia sering lupa tugas walaupun sebenarnya memiliki kelebihan itu. "Luiz adalah pengumpan yang luar bisa, tetapi ia berbuat kesalahan saat bermain sebagai bek. Dia cenderung kehilangan fokus," ucapnya.
Mantan pemain bek yang kini berumur 56 tahun ini mengatakan, Luiz merupakan pemain yang memiliki prinsip saat bertanding. Apabila ada perebutan bola, Luiz akan mendapatkannya atau tidak sama sekali. Dia akan berusaha untuk merebut bola. Namun jika gagal, dia akan membiarkan kegagalannya itu.
METRO | DAILY MAIL | RIDWAN KUSUMA AL-AZIZ