TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Gusti Randa menyambut positif kehadiran Satgas Antimafia Bola jilid II di sejumlah daerah. Menurut dia, kehadiran Satgas bisa membantu federasi sepak bola Indonesia mengawasi laga-laga di kompetisi Liga Indonesia.
PSSI, Gusti menyebutkan, mempunyai keterbatasan di area penindakan. Ia berharap Satgas Antimafia Bola nantinya bisa menutupi kekurangan yang ada pada federasi. "Dengan adanya Satgas akan menguntungkan PSSI," kata Gusti di Jakarta Convention Center Senayan, Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2019.
Ia mencontohkan ada modus yang melibatkan wasit dengan tim tuan rumah dalam kasus pengaturan skor. Menurut Gusti, salah satu celah terjadinya kecurangan dalam pertandingan ialah adanya pertemuan atau lobi dengan wasit. Dia mengatakan biasanya lobi terjadi saat ada jamuan makan malam kepada wasit.
Situasi itu bisa terjadi sebab dalam regulasi wasit harus sudah berada di lokasi pertandingan dua hari sebelum kick off. Di sisi lain, lanjut Gusti, federasi tidak mempunyai mekanisme memantau wasit di setiap pertandingan.
PSSI, kata dia, hanya punya tim media komunikasi yang mempunyai keterbatasan dalam pengawasan. "Siapa yang bisa memantau (wasit). Saya (PSSI) tidak punya alat Satgas pasti punya alat seperti itu, minimal sadap telepon," ujar Gusti.
Lebih lanjut, modus lain yang bisa menjadi celah terjadinya pengaturan pertandingan ialah saat wasit melakukan pemanasan di stadion jelang laga. Menurut Gusti, di momen itu wasit dan tim tuan rumah bisa bertemu langsung.
Kepolisian menghidupkan kembali Satgas Antimafia Bola yang akan berjalan selama empat bulan terhitung 6 Agustus 2019. Satgas bakal hadir di 13 provinsi, salah satunya ialah Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Hadirnya Satgas jilid II bertujuan untuk mengawasi pertandingan di kompetisi Liga Indonesia agar kasus pengaturan skor tidak kembali terulang.
IRSYAN HASYIM