TEMPO.CO, Jakarta - Pemain gelandang Manchester United, Paul Pogba, mengatakan pada Minggu, 25 Agustus 2019 bahwa pelecehan rasial yang diterimanya hanya membuat dia bertambah kuat dan terus berjuang buat generasi mendatang.
Pemain yang membawa Prancis menjuarai Piala Dunia 2018 ini mendapat pelecehan rasial di media sosial, setelah ia gagal memanfaatkan hadiah tendangan penalti yang diterima Manchester United untuk membobol gawang Wolverhampton Wanderers pekan lalu dalam Liga Primer Inggris.
“Penghinaan rasial adalah ketidakpedulian,” kata Pogba.
Dalam pesannya di Twitter disertai dengan foto ia menggendong bayinya bersama potret almarhum sang ayah, Fassou Antoine, dan aktivis hak-hak sipil Martin Luther King, ia menambahkan: “Nenek moyang saya dan orang tua saya menderita agar generasi saya bebas hari ini, untuk bekerja, naik bus, dan bermain sepak bola.”
Itu adalah untuk pertama kali Pogba melakukan cuitan di Twitter sejak Juli lalu.
Pada Sabtu lalu, Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, mengatakan orang yang melakukan pelecehan rasial di media sosial adalah orang yang berlindung di balik identitasnya yang palsu.
Rekan setim Pogba, Marcus Rashford juga mendapat pelecehan rasial di media sosial setelah gagal mencetak gol dari titik penalti saat Manchester United dikalahkan Crystal Palace 2-1 pada Sabtu lalu.
Paul Pogba dan Marcus Rashford mengikuti nasib dilecehkan secara rasial di Liga Primer Inggris setelah penyerang Chelsea, Tammy Abraham, dan pemain Reading, Yakou Meite, gagal mencetak gol dari eksekusi penalti.