TEMPO.CO, Jakarta - Penyerang Romelu Lukaku yang baru bergabung bersama Inter Milan harus menghadapi serangan rasis saat melawan Cagliari di laga Liga Italia Serie A, Ahad, 1 September 2019. Di pertandingan itu, Inter Milan menang dengan skor 2-1 dan Lukaku menyumbangkan satu gol lewat penalti.
Pemain asal Belgia itu mendapat gangguan dari pendukung tuan rumah, Cagliari. Sebelum dan setelah mencetak gol dari titik penalti, mantan pemain Manchester United itu menerima teriakan penghinaan dari bangku penonton.
Lukaku nampak tak menerima perlakuan suporter lawan. Ia pun terlihat menatap balik para penonton yang berada di belakang gawang. Di saat yang bersamaan, rekan-rekan dia di Inter Milan mencoba merayakan gol yang dibuat Lukaku.
Pelatih Inter, Antonio Conte, mengatakan tak mendengar suara ejekan yang dilontarkan para penonton. Namun ia tak menutupi bila para penonton sepak bola di Italia harus diberi pendidikan soal bagaimana menyaksikan sepak bola. "Saya juga mendengar Carlo Ancelotti mengeluh tentang penghinaan konstan yang diterima di lapangan tertentu," kata Conte.
Mantan manajer Chelsea itu menilai pada pertandingan sepak bola di luar Italia, para penonton memberikan rasa hormat kepada tim dan para pemain. Suporter di luar Italia, kata Conte, lebih fokus mendukung tim sendiri.
Romelu Lukaku bukan pemain pertama yang mendapat serangan rasis di kandang Cagliari. Mantan pemain Juventus Moise Kean dan rekan dia, Blaise Matuidi, juga pernah mengalaminya pada laga April lalu. Namun tidak ada sanksi tegas yang diberikan federasi sepak bola Italia maupun panel Liga Serie A terhadap serangan rasis suporter.
DAILY MAIL