TEMPO.CO, Jakarta - Romelu Lukaku mencetak gol keduanya di Inter Milan saat bertanding di kandang Cagliari dalam lanjuran Seri A Liga Italia, Minggu 1 September 2019. Lukaku mencetak gol penentu kemenangan 2-1 Inter melalui tendangan penalti pada menit ke-72.
Tapi, kebahagiaan Lukaku tertutupi pelecehan rasial yang diterimanya. Setelah penyerang asal Belgia itu mencetak gol, suporter tim tuan rumah berteriak-teriak seperti menirukan suara monyet.
Lukaku, 26, adalah pemain sepak bola berkulit hitam terakhir yang menerima pelecehan rasial dari para suporter Cagliari. “Cagliari punya sejarah soal ini,” kata juru bicara badan antidiskriminasi sepak bola Eropa.
Kelakuan suporter Cagliari itu juga dikritik pemain belakang Inter Milan, Milan Skriniar. “Hal-hal seperti itu mestinya tidak ada di sepak bola,” katanya kepada La Gazzeta dello Sport.
Sedangkan Manajer Inter Milan, Antonio Conte, mengatakan tidak mendengar teriakan-teriakan suporter Cagliari yang bernada rasis itu. “Saya benar-benar tidak mendengar apapu dari bangku cadangan. Tapi, adalah benar bahwa secara keseluruhan di Italia butuh edukasi lebih banyak (soal antidiskriminasi),” kata Conte.
Ini adalah penampilan kedua Romelu Lukaku di Seri A Liga Italia setelah ditransfer Inter Milan dari Manchester United dengan harga pembayaran 74 juta pound sterling atau sekitar Rp 1,27 triliun pada musim panas 2019 ini.
Pada musim lalu, pemain Everton, Moise Kean, juga menerima pelecehan rasial ketika membela Juventus bermain di kandang Cagliari. Tapi, masalahnya menjadi lebih besar ketika Massimiliano Allegri, yang menjadi manajer Juventus saat itu, dan bek Leonardo Bonucci tampak mengisyaratkan ikut menyalahkan Kean dalam insiden tersebut karena caranya dalam merayakan gol.
Pengelola Seri A Liga Italia sejauh ini belum mengeluarkan sanksi apapun terhadap suporter Cagliari meski menyatakan tindakan mereka tak dapat dibenarkan.
Pada tahun-tahun sebelumnya, pemain Juventus, Blaise Matuidi, juga menerima pelecehan dari suporter Cagliari dan tidak ada sanksi apapun dari otoritas sepak bola Italia.
Pada 2017, pemain Pescara, Sulley Muntari, sampai harus keluar lapangan karena tidak ditahan dilecehkan suporter Cagliari. Tapi, Muntari yang kena sanksi karena aksi mogoknya keluar lapangan.