TEMPO.CO, Banda Aceh - Keributan terjadi usai pertandingan lanjutan Liga 2 antara Perserang Serang melawan Persiraja Banda Aceh di Stadion Maulana Yusuf, Serang, Senin, 2 September 2019. Pelatih Persiraja, Hendri Susilo, bahkan sempat terkena lemparan botol dan mengalami pemukulan oleh orang tidak dikenal.
Kejadian dialami Hendri berawal saat dirinya dan pemain masuk ke ruang ganti Persiraja. "Jadi saat itu ada oknum yang pakai baju safari. Dia mengejar pemain saya, mau memukul pemain saya," ujar Hendri melalui video yang dikirimkan kepada wartawan.
Hendri mengatakan saat ada pemainnya yang dikejar oknum tersebut, dirinya mencoba melindungi. Namun tiba-tiba, ia dilempar dari belakang dengan botol air mineral yang terisi penuh.
Sempat sedikit nanar dan nyaris terjatuh, Hendri kembali merasakan pukulan dari arah lainnya tak lama berselang. Praktis suasana ruang ganti menjadi panas karena Hendri turut bereaksi atas perlakuan yang diterima.
Bahkan dari video yang beredar, Hendri sempat memberi perlawanan sebelum ditahan oleh aparat keamanan. "Kami Aceh, orang Aceh. Mau apa kau? Mati? ini Aceh, Lantak Laju," teriak Hendri seperti terekam d idalam video.
Hendri mengaku kecewa dengan aparat keamanan yang berjaga. Alasannya, aparat keamanan yang terlihat ramai dilokasi tidak dapat berbuat banyak hingga terjadi insiden pengejaran dan pemukulan yang dialaminya.
Terlebih menurut Hendri, dirinya mengaku sudah menjumpai pelatih dan manajer tim Perserang untuk memberikan selamat dan meminta maaf atas berbagai insiden yang terjadi di lapangan.
Salah satunya atas reaksi pemain Persiraja yang terprovokasi dengan pelemparan yang dialami selama laga berlangsung. "Karena merasa terintimidasi, pemain-pemain Persiraja membalas (lemparan botol). Setelah itu kejadian selesai. Saya juga sempat menemui pelatih dan tim manajer Perserang. Saya ucapkan selamat anda menang," kata Hendri.
Senada dengan Hendri, Sekretaris Persiraja, Rahmat Djailani juga mengatakan meski berlangsung keras, namun kedua tim sudah saling memaafkan usai pertandingan. "Setelah pertandingan sebenarnya kita sudah saling memaafkan. Bahkan kapten tim kita sudah menjumpai pelatih Perserang untuk meminta maaf atas insiden di lapangan, ungkap Rahmat.
Rahmat mengaku kecewa karena keributan justru terjadi saat berada di lorong ruang ganti. Dirinya menduga yang melakukan pengejaran dan pemukulan adalah oknum panitia pelaksana. Musababnya, insiden terjadi di areal terlarang bagi penonton umum atau area terbatas khusus pemain, ofisial, panitia pelaksana dan aparat keamanan.
Namun kejadian kembali terulang saat bus yang membawa tim Persiraja meninggalkan stadion "Menuju pulang dari stadion ke hotel, bus kita dilempari oknum penonton umum," sambung Rahmat.
Rahmat mengatakan pelemparan dilakukan dengan menggunakan batu. Beruntung, para pemain dan ofisial tidak mengalami cedera parah. Termasuk pelatih Hendri Susilo, hanya mengalami luka ringan meski sempat terkena serpihan kaca bus yang pecah akibat lemparan.
Dirinya menyesalkan perlakuan yang didapat timnya. Padahal saat bertanding di Banda Aceh, tim Perserang tidak sampai mengalami hal yang sama. "Dari video-video yang beredar bisa dilihat kacanya pecah, batunya besar sekali. Padahal waktu Perserang ke Banda Aceh, walaupun ada insiden, tapi tidak terjadi pemukulan sampai seperti ini," kecam Rahmat.
Rahmat menyebut pihaknya akan mengadukan perlakuan yang diterima kepada Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. "Persiraja tentunya tidak akan tinggal diam. Kita akan melakukan langkah hukum baik melalui Komdis PSSI maupun cara-cara hukum lainnya. Karena bagi kita, pembiaran hal-hal seperti ini sama dengan menghancurkan sepak bola Indonesia," kata Sekretaris Persiraja Banda Aceh itu.
IIL ASKAR MONDZA