TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu, buka-bukaan soal kegagalan timnya merekrut kembali Neymar. Ia membantah bahwa pihaknya menawarkan pemain lain untuk bagian barter dengan Paris Saint-Germain.
Cerita soal usaha kepindahan Neymar menjadi salah satu yang menonjol pada bursa transfer yang berakhir 2 September lalu. Negosiasi antara Barcelona dan PSG berlangsung berlarut-larut dan akhirnya pemain Brasil itu tak jadi pindah.
"Neymar sudah melakukan semua hal yang mungkin karena itulah yang dia inginkan," kata Bartomeu kepada saluran televisi in-house Barca. "Saya kira sekarang dia punya strategi lain, proyek lain dan musim ini dia akan bermain untuk PSG."
Barcelona, yang sebelumnya menjual Neymar 222 juga euro, tidak bisa menuntaskan kesepakatan guna mengeluarkan pemain 27 tahun itu dari mimpi buruk di Paris. Mereka tak mampu menebus harga mahal yang ditawarkan PSG. Padahal dalam prosesnya, Neymar, seperti laporan Harian L'Equipe, rela mengembalikan 20 juta euro dari kantongnya sendiri, untuk membantu Barca membelinya.
Barca juga dikabarkan sudah menawarkan sejumlah pemain, termasuk Ivan Rakitic dan Ousmane Dembele, tapi tak berhasil.
Menurut Bartomeu, usaha merekrut Neymar tak ada dalam rencana awal. "Barca sudah punya rencana untuk skuadnya sendiri, tapi peluang untuk mengontrak Neymar adalah salah satu yang muncul di pasar. Kontrak dia adalah ekstra, tidak direncanakan," kata dia.
Bartomeu membantah kabar soal usaha barter yang dilakukan timnya. "Barca tidak pernah menawarkan pemainnya. Adalah PSG yang meminta pemain-pemain itu untuk bernegosiasi. Kesepakatan itu tidak berlanjut karena klub tidak bisa memenuhi permintaan PSG."
Sejak bergabung di Parc des Princes, Neymar hanya bisa bermain pada separuh jumlah pertandingan PSG karena cedera dan larangan bermain sementara.
Meskipun mencetak 51 gol dari 58 pertandingan dalam semua kompetisi, Neymar gagal menginspirasi PSG menjadi juara Liga Champions, dengan tersingkir pada 16 besar di tangan Real Madrid dan Manchester United selama dua musim di Prancis.