TEMPO.CO, Jakarta - Inggris akan menjamu Kosovo dalam lanjutan Kualifikasi Euro 2020 di Stadion Saint Mary's, Southampton, Rabu dinihari WIB, 11 September 2019. Pertandingan akan dimulai pukul 01.45 WIB.
Di atas kertas, pertandingan Inggris melawan Kosovo ibarat gajah melawan semut. Inggris sudah punya nama besar di kancah Eropa. Sedangkan Kosovo—negara yang merdeka atas Serbia pada 2008—baru berkarier di sepak bola Benua Biru pada 2014. Bahkan FIFA dan UEFA baru mengakui keanggotaan Kosovo pada 2016.
Namun faktanya, Kosovo sanggup bikin kejutan di kualifikasi Piala Eropa 2020. Tercatat, dalam empat pertandingan di Grup A, Kosovo belum terkalahkan. Mereka meraih dua kemenangan dan dua hasil imbang.
Berkat raihan delapan angka, Kosovo bertengger di tangga kedua klasemen sementara Grup A. Sedangkan Inggris berdiri di puncak klasemen dengan torehan sembilan angka, hasil kemenangan di tiga partai.
Lihat klasemennya:
1. Inggris 3 kali main, 9 poin
2. Kosovo 4 kali main, 8 poin
3. Republik Cek 4 kali main, 6 poin
4. Bulgaria 5 kali main, 2 poin
5. Montenegro 4 kali main, 2 poin.
Salah satu pemain Kosovo, Florent Hadergjonaj, tak asing dengan tepat laga nanti digelar. Setidaknya pemain berusia 25 tahun itu pernah bertandang ke markas Southampton tersebut dua kali sejak membela Huddersfield Town pada 2017 dalam kompetisi Liga Primer Inggris.
Meski Huddersfield degradasi ke Divisi Championship mulai musim ini, Saint Mary's tetap terasa segar dalam ingatan Hadergjonaj. Dinihari nanti, pemain yang berposisi sebagai bek kanan itu akan menginjakkan kaki di rumput Saint Mary's lagi.
"Kali ini beda, saya akan bermain dengan seragam tim nasional Kosovo," kata Hadergjonaj.
Bagi Kosovo, yang berjulukan Kuqezinjet atau Elang Bangkit tersebut, ini akan menjadi pertemuan pertama mereka dengan Inggris, salah satu kekuatan terbesar sepak bola Eropa.
Sebagai pemain yang punya pengalaman berlaga di Inggris, Hadergjonaj kebanjiran pertanyaan rekan setimnya di Kosovo. Mereka penasaran bagaimana kunci permainan tim Tiga Singa. Tapi Hadergjonaj bingung mencari jawaban.
"Saya minta mereka menonton cuplikan pertandingan Inggris. Tapi saya yakinkan mereka bahwa penampilan Inggris di lapangan jauh lebih menakutkan ketimbang melihat di televisi," kata Hadergjonaj sambil tersenyum.
Selanjutnya: Inggris Jadi Batu Loncatan