Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kualifikasi Piala Dunia, Mediokeritas PSSI, dan Aliandoe 1986

Reporter

Editor

Hari Prasetyo

image-gnews
Pemain timnas Indonesia Saddil Ramdani mencoba melewati pemain Thailand Narubadin Weerawatnodom dalam laga grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa, 10 September 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pemain timnas Indonesia Saddil Ramdani mencoba melewati pemain Thailand Narubadin Weerawatnodom dalam laga grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa, 10 September 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak Piala Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (Piala AFF) yang terakhir, memang begitulah kualitas tim nasional sepak bola senior Indonesia. Kekalahan beruntun 2-3 dari Malaysia dan 0-3 dari Thailand pada kualifikasi Piala Dunia 2022 bukan sesuatu yang mengherankan.

Dalam iklim sepak bola yang medioker, butuh sebuah terapi kejutan yang luar biasa untuk mengubah yang medioker itu menjadi sesuatu yang punya daya sengat kuat.

Beto Goncalves, Stefano Lilipaly, Andritany Ardhiyasa dan kawan-kawan sudah tampak berjuang sekuat tenaga. Mereka tentu tak ingin kalah secara menyakitkan seperti itu.

Tapi, sepak bola Indonesia memang mengalami kemampatan yang lama. Beto yang sudah berusaha menjadi warga negara Indonesia yang baik setelah proses naturalisasi adalah seperti Cristian Gonzales yang membela tim Garuda sampai final Piala AFF 2010.

Bayangkan jika ditarik lebih jauh dari soal menang-kalah, bahwa setelah sekian setahun regenerasi pemain, terutama untuk pemain lokal, bisa mengalami kemampatan seperti itu. Tak hanya di lini depan, tapi juga di lini lainnya.

Terakhir, mungkin, pada era Kurniawan Dwi Yulianto ketika masih bermain , kita masih bisa melihat banyak sumber daya penyerang lokal untuk  tim nasional. Sekarang, tak ada lagi yang dilirik selain Irfan Bachdim dan segelintir penyerang lain.

Tak ada yang salah dengan kebijakan untuk memanfaatkan para pemain naturalisasi. Tapi, jika hal itu dipertahankan sampai sekarang, artinya pola pembinaan tim sepak bola nasional masih mengandalkan proses kaderisasi pemain secara instan.

Gareth Southgate diberi kesempatan dan membutuhkan waktu cukup untuk menyiapkan skuad para pemain mudanya agar bisa sampai menembus semifinal Piala Dunia 2018.

Di sini, setelah Luis Milla membawa tim Garuda tampil lumayan di Asian Games 2018, karena berbagai alasan, kontinuitas pembinaan tim nasioal senior terputus-putus lagi. Mereka seperti kembali dari awal dengan beban ada di Bima Sakti dan kini Simon McMenemy.

Jika ada yang sinis dan skeptis setelah melihat Indonesia dikalahkan Thailand secara telak di Stadion GBK, Selasa 10 September 2019, lantas mengatakan bahwa sepak bola memang bukan bidang kita, hal itu bisa dipahami.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekadar mengingatkan, bahwa prestasi terbaik tim Indonesia sepanjang mengikuti babak kualifikasi Piala Dunia itu terjadi pada 1986 atau 33 tahun lalu.

Indonesia yang saat itu ditangani pelatih lokal, almarhum Sinyo Aliandoe, sudah berhasil melaju ke Babak Kedua Zona B AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia) Piala Dunia 1986.

Pada  Babak Pertama Zona B AFC, Indonesia berhasil menjadi juara grup dalam pertandingan kandang-tandang melawan Thailand, India, dan Bangladesh.

Jika berhasil mengalahkan Korea Selatan, Bambang Nurdiansyah dan kawan-kawan bakal  semain dekat lolos ke Meksiko. Tapi, Banur cs akhirnya harus kalah secara terhormat 0-2 di Seoul dan 1-4 di GBK.

Simon McMenemy berhak dan pantas menegaskan ia masih layak menangani tim nasional Indonesia senior di kualifikasi Piala Dunia 2022.

Tapi, jika kelak jejak yang ditinggalkan Luis Milla, Simon McMenemy, dan mengandalkan proses naturalisasi pemain seperti Cristian Gonzales, Beto, dan kawan-kawan tidak kunjung lebih baik dari torehan Sinyo Aliandoe dan pemain lokal seperti Bambang Nurdiansyah cs di kualifikasi Piala Dunia, ada baiknya terapi kejutan diberlakukan untuk menepis pandangan skeptis soal sepak bola Indonesia yang medioker ini.

Pengurus PSSI yang baru perlu merombak pola pembinaan sepak bola Indonesia secara menyeluruh. Atau, merera tidak tanggung-tanggung dalam mendatangkan pelatih mancanegara yang sangat berkaliber.

Filipina mencapai semifinal Piala AFF 2018 dengan mendatangkan Sven-Goran Eriksson sebagai konsultan. Korea Selatan mendatangkan Guus Hiddink yang membawa mereka mencapai semifinal 2002. Tim nasional PSSI dulu nyaris lolos ke Olimpiade 1976 di bawah asuhan Wiel Coerver.

      

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Erick Thohir Terpukau Tonton Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Australia di Piala Asia U-23 2024

3 jam lalu

Ketua Umum PSSI Erick Thohir memberikan penjelasan dalam rapat Exco PSSI bersama PT Liga Indonesia Baru (LIB) di Jakarta, Rabu, 3 April 2024. ANTARA/HO-Dok. PSSI
Erick Thohir Terpukau Tonton Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Australia di Piala Asia U-23 2024

Apa kata Ketua Umum PSSI Erick Thohir setelah Timnas Indonesia U-23 mengalahkan Australia 1-0 di laga kedua Piala Asia U-23 2024?


Satgas Anti Mafia Bola Selidiki Pertandingan Liga 1 antara Persik Kediri dan Bhayangkara FC yang Berakhir 0-7

15 jam lalu

Akmal Marhali. Foto: Istimewa
Satgas Anti Mafia Bola Selidiki Pertandingan Liga 1 antara Persik Kediri dan Bhayangkara FC yang Berakhir 0-7

Satgas Anti Mafia Bola menyelidiki pertandingan Liga 1 Indonesia antara Persik Kediri versus Bhayangkara FC yang berakhir 0-7.


Mengenal Wasit Nasrullo Kabirov yang Diprotes oleh Erick Thohir

20 jam lalu

Nasrullo Kabirov. (Foto: Antara/AFC)
Mengenal Wasit Nasrullo Kabirov yang Diprotes oleh Erick Thohir

Keputusan kontroversial wasit Nasrullo Kabirov dalam laga pembuka Piala Asia U-23 2024 antara timnas Indonesia melawan Qatar


Piala Asia U-23 2024: Justin Hubner Gabung Jelang Lawan Australia, Erick Thohir Optimistis Timnas U-23 Indonesia Bangkit

1 hari lalu

Justin Hubner. pssi.org
Piala Asia U-23 2024: Justin Hubner Gabung Jelang Lawan Australia, Erick Thohir Optimistis Timnas U-23 Indonesia Bangkit

Dijadwalkan tiba di Qatar Kamis pagi, Justin Hubner jadi amunisi penting menjelang laga timnas U-23 Indonesia vs Australia di Piala Asia U-23 2024.


Protes ke AFC Soal Wasit Nasrullo Kabirov di Piala Asia U-23, Ini Biaya yang Harus Dikeluarkan PSSI

2 hari lalu

Manager Timnas Indonesia, Kombes Sumardji. (foto: istimewa)
Protes ke AFC Soal Wasit Nasrullo Kabirov di Piala Asia U-23, Ini Biaya yang Harus Dikeluarkan PSSI

Ketua BTN Sumardji mengungkapkan tujuan PSSI melayangkan protes ke AFC bukan untuk mengubah hasil pertandingan Timnas U-23 Indonesia vs Qatar.


FIFA Jatuhi Sanksi Larangan Transfer Pemain untuk PSM Makassar dan PSS Sleman, Susul Persija Jakarta

2 hari lalu

Penanda kantor FIFA Jakarta terpasang usai peresmian di depan Menara Mandiri II, Jakarta, Jumat 10 November 2023. Federasi sepak bola dunia (FIFA) membangun kantor tetap Asia Hub di Jakarta yang berlokasi di Menara Mandiri II sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas persepakbolaan Indonesia.  ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
FIFA Jatuhi Sanksi Larangan Transfer Pemain untuk PSM Makassar dan PSS Sleman, Susul Persija Jakarta

PSM Makassar dan PSS Sleman menyusul Persija Jakarta serta empat klub Indonesia lainnya yang terkena hukuman FIFA soal larangan transfer pemain.


PSSI Kirim 4 Cuplikan Video Laga Indonesia vs Qatar untuk Protes ke AFC Soal Kepemimpinan Wasit

2 hari lalu

Ketua Badan Timnas Indonesia Sumardji saat ditemui di Lapangan A Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis  10 Agustus 2023. TEMPO/Randy
PSSI Kirim 4 Cuplikan Video Laga Indonesia vs Qatar untuk Protes ke AFC Soal Kepemimpinan Wasit

Ketua BTN Sumardji mengatakan PSSI melengkapi dokumen protes ke AFC terkait kepemimpinan wasit pada laga Timnas U-23 Indonesia vs Qatar.


Mengapa Wasit Nasrullo Kabirov Tak Cek VAR untuk Kartu Merah Ivar Jenner? Begini Penjelasannya

2 hari lalu

Nasrullo Kabirov. (Foto: Antara/AFC)
Mengapa Wasit Nasrullo Kabirov Tak Cek VAR untuk Kartu Merah Ivar Jenner? Begini Penjelasannya

Pedoman IFAB menjelaskan kenapa wasit Nasrullo Kabirov tidak mengecek VAR sebelum mengambil keputusan atas insiden yang melibatkan IvarJenner.


PSSI Resmi Layangkan Protes ke AFC Soal Kepemimpinan Wasit, Singgung Kartu Merah Ivar Jenner

2 hari lalu

Pesepak bola Timnas U-23 Indonesia Marselino Ferdinan (kanan) membayangi pergerakan dari pesepak bola Timnas U-23 Qatar Saifeldeen Hassan Fadlalla (kiri) pada Kualifikasi Grup A Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, Qatar, Senin 15 April 2024. ANTARA FOTO/HO-PSSI
PSSI Resmi Layangkan Protes ke AFC Soal Kepemimpinan Wasit, Singgung Kartu Merah Ivar Jenner

Ketua Umum PSSI Erick Thohir menilai wasit tidak seharusnya memberi kartu kuning kedua untuk Ivar Jenner.


Timnas U-23 Indonesia Hadapi Tuan Rumah Qatar di Laga Perdana Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Optimistis Bisa Raih Poin

3 hari lalu

Pelatih timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong, saat konferensi pers menjelang laga melawan tuan rumah Qatar di Piala Asia U-23 2024. Kredit: Tim Media PSSI
Timnas U-23 Indonesia Hadapi Tuan Rumah Qatar di Laga Perdana Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Optimistis Bisa Raih Poin

Duel timnas U-23 Indonesia melawan Qatar pada pertandingan perdana Piala Asia U-23 2024 akan digelar di Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, Senin.