TEMPO.CO, Jakarta - Cristiano Ronaldo meneteskan air mata saat melihat cuplikan rekaman almarhum ayahnya, Jose Dinis Aveiro berbicara kebanggaan atas prestasi Ronaldo. Tayangan itu diputar saat bintang sepak bola asal Portugal itu wawancara satu jam dengan Piers Morgan pada Kamis lalu.
"Saya tidak pernah melihat video itu. Luar biasa," kata Ronaldo sambil berlinang air mata, seperti dikutip dari Daily Mail.
Cuplikan video itu memperlihatkan ayah Ronaldo berbicara di depan pintu ruangannya. Jose Dinis Aveiro merekam itu menjelang turnamen Euro 2004 yang berlangsung di Portugal.
Saat ditanya apa yang dirasakan saat mendengar ayahnya bicara tentang kebanggan atas prestasi putranya, Ronaldo menjawab, "Ya, banyak."
Bintang Juventus ini tak menyangka akan menangis saat sesi wawancara tersebut. "Saya pikir wawancaranya akan lucu, saya tidak berharap menangis. Tapi saya tidak pernah melihat gambar-gambar itu. Saya tidak tahu di mana Anda... Saya harus memilikinya untuk menunjukkan kepada keluarga saya," kata pemain 34 tahun ini.
Ronaldo mengaku tidak banyak mengenal sosok ayahnya secara utuh. "Tapi saya benar-benar tidak tahu ayahku 100 persen. Dia adalah orang yang mabuk," ujarnya. "Aku tidak pernah berbicara dengannya, seperti percakapan normal. Itu sulit."
Jose Dinis Aveiro adalah seorang mantan tentara. Dia pecandu alkohol. Ia meninggal karena gagal hati di usia 52 tahun pada 2005. Saat ayahnya meninggal, Ronaldo berusia 20 tahun, sehingga sang ayah belum menyaksikan momen terbesar karir sepak bola sang anak dan juga tidak pernah bertemu dengan empat cucu dari Ronaldo.
Ronaldo merupakan pemain terbaik dunia. Ia menyabet lima gelar Liga Champions dan lima Ballon d'Ors, serta membawa Portugal juara Euro 2016 dan kejayaan di Liga Bangsa-Bangsa.
Pemain Timnas Portugal ini mengatakan ayahnya terkena imbas perang Mozambik dan Angola. Ia melanjutkan, "Menjadi orang nomor satu dan dia tidak melihat apa-apa. Dia tidak melihat saya menerima penghargaan, melihat seperti apa berikutnya."
"Keluargaku melihat, ibuku, saudara-saudaraku, bahkan putraku, tetapi ayahku, dia tidak melihat apa-apa, dan itu ... dia mati muda," kata Ronaldo.
Seorang teman mas kecil ayahnya, yang pernah bertugas bersama di ketentaraan, mengatakan bahwa Dinis Aviero pernah membual tentang bagaimana putranya menjadi pemain terbaik di dunia suatu hari nanti.
Menurut ESPN, seorang teman Dinis Aviero yang lain mengatakan bahwa, setelah perang, ia dan ayah Ronaldo 'ditinggalkan'. "Para veteran perang tidak punya uang dan tidak punya pekerjaan. Tentu saja ketika melihat Ronaldo, saya ingat ayahnya. Dia punya masalah dan tidak puna apa-apa untuk dimakan, jadi dia akan beralih ke minum. Teman-temannya akan membelikannya minuman. Dia tidak punya uang. Dia tidak makan dengan benar," kata teman ayah Ronaldo.
DAILY MAIL