TEMPO.CO, Jakarta - Manchester United tampil kedodoran di awal Liga Inggris musim ini. Mereka hanya meraih dua kemenangan dari delapan laga awalnya dan kini terpuruk di posisi ke-12 klasemen dengan nilai 9, tertinggal 5 poin dari Leicester City yang menempati posisi empat besar.
Posisi awal musim ini jauh dari harapan. Mereka sudah melakukan penambahan pemain setelah musim lalu hanya finis di urutan keenam sehingga gagal lolos ke Liga Champions.
Apa yang salah salah dengan Manchester United? Media Inggris, The Sun, menyebut para pemain klub itu dibayar terlalu mahal dan kini terjerat di zona nyaman. Tak ada lagi alat dan metode memadai untuk memotivasi mereka.
Kondisi MU saat ini dinilai berbeda dengan saat Sir Alex Ferguson masih menjabat. Kala itu, uang bukan hal gampang didapat pemain. Saat pemain mulai rewel soal uang, Fergie tak segan mendepaknya.
Hal itulah yang terjadi ketika Paul Pogba dijual Sang Pelatih ke Juventus. Pogba saat itu meminta gaji dua kali lipat dari sebelumnya, meski belum menjadi pilihan utama di tim.
Saat itu, metode Fergie membuat semua pemain terpacu untuk menjadi yang terbaik dan menjadi pilihan utama. Sayangnya Fergie kemudian pensiun. Manajemen gaji pemain di klub pun pun susah dikendalikan sehingga banyak pemain bergaji tinggi, termasuk Pogba yang direkrut kembali.
Kini, kondisi MU beda. Gaji pemain rata-rata sudah sangat tinggi. Bermain bagus atau tidak, mencetak gol atau tidak, mereka tetap dibayar selangit. Mereka disebut berada di zona nyaman dan pelatih pun susah untuk memotivasi mereka.
Dalam menganalisis The Sun pun memberi ilustrasi pendukung. Media Inggris ini mengungkapkan, setelah MU dikalahkan Newcastle 1-0 akhir pekan lalu, pelatih Ole Gunnar Solskjaer marah-marah di ruang ganti.
Solskjaer saa titu menyebut para pemainnya memiliki sikap buruk dan bermain sangat buruk di laga itu. "Tak ada daya juang, tak punya energi, tak punya hasrat, komitmen, juga tak meyakinkan."
Ia menilai, saat dia masih bermain di era Fergie para pemain dengan sikap seperti itu bahkan akan kesulitan untuk berada di bangku cadangan.
Tapi, menurut The Sun, dengan performa seperti saat ini pun para pemain sudah memiliki uang banyak, mobil mewah, rumah besar. Marcus Rashford, yang belakangan dikritik para suporter, misalnya, baru menandatangani kontrak baru yang memberinya pemasukan 41,6 juta pounds (Rp 720 miliar). Pemasukan itu akan tetap dia dapat, bahkan bila dia gagal mencetak gol sekalipun.
Jadi apa yang bisa membuat mereka lebih termotivasi? Inilah masalah besar bagi Solskjaer. Gagasan lama yang selalu digaungkan para pemain bahwa mereka "merasa terhormat untuk memakai jersey MU" sepertinya tak cukup lagi untuk melecut bagi pemain.
Pelatih Norwegia ini perlu menemukan cara lain yang lebih pas untuk melecut skuadnya. Ia harus segera menemukan cara tersebut. Karena bila tidak, bukan tak mungkin ia yang akan didepak Manchester United.
THE SUN | MIRROR