TEMPO.CO, Jakarta- Calon Ketua Umum PSSI, Benhard Limbong, mempunyai visi menjadi Papua sebagai candradimuka pemain sepak bola di Indonesia.
Mantan Ketua Komisi Disiplin PSSI itu yakin dengan konsep memusatkan pembinaan pemain muda di Bumi Cendrawasih diyakini mampu meredam konflik yang terjadi. "Sekaligus di Papua sana ada kegiatan, tidak ribut loh di Papua sana,, semacam central resources," ungkap Benhard kepada Tempo, Senin, 14 Oktober 2019.
Menurut dia, kondisi sepak bola di Papua cukup memprihatinkan dengan bubarnya satu per satu klub lokal. Ia memberi contoh bubarnya Persiwa Wamena, selain itu terdapat klub yang pindah kandang seperti Persiram Raja Ampat yang berubah menjadi Tira Persikabo dan Perseru Serui menjadi Badak Lampung. "Lalu orang sana ngapain? menganggur, terjadilah persoalan ini," kata dia menjelaskan strategi penyelesaian konflik Papua dengan sepak bola.
Purnawirawan TNI ini menjelaskan bahwa dengan bermain sepak bola bagi masyarakat Papua merupakan hiburan. Hal itu paling penting diperhatikan oleh pemerintah. "Kalau nonton bola itu tidur mereka, tidak macam-macam mikirnya," ucap dia.
Sebelumnya, Komite Pemilihan PSSI mengumumkan delapan calon ketua umum yang lolos seleksi. Anggota Komite Pemilihan, Budiman Dalimunthe, menyatakan nama calon yang lolos itu adalah Aven S Hinelo, Bernhard Limbong, Benny Erwin, Fary Djemy Francis, La Nyalla Mahmud Mattalitti, Mochamad Iriawan, Rahim Soekasah, dan Vijaya Fitriyasa.
Tiga orang yang tidak lolos tapi mendapatkan kesempatan melakukan banding yakni Arif Putra Wicaksono, Sarman, dan Yesayas Oktavianus.
"Untuk bakal calon ketua umum, sesuai dengan daftar yang masuk terakhir ada sebelas nama, dari sebelas yang masuk dalam daftar sementara, ada delapan. Yang tidak lolos dan boleh banding ada tiga," kata Budiman di Kantor PSSI, FX Sudirman, Kamis, 10 Oktober 2019.
IRSYAN HASYIM