TEMPO.CO, Jakarta - Kemenangan 2-1 Liverpool melawan Tottenham Hotspuir di Stadion Anfield, Minggu 27 Oktober 2019, pada pekan ke-10 Liga Primer Inggris musim ini menunjukkan perbedaan keduanya yang sangat kontras setelah berhadapan pada final Liga Champions Eropa musim lalu.
Setelah mengalahkan Tottenham 2-0 di Madrid, pada final Liga Champions, Juni lalu, Liverpool langsung tancap gas di Liga Primer Inggris.
The Reds, yang musim lalu hanya kalah satu poin dari Manchester City sebagai juara liga, kini memimpin enam angka di puncak klasemen setelah 10 pertandingan. Tim asuhan manajer Jurgen Klopp ini belum terkalahkan dan memenangi sembilan pertandingan di antaranya.
Sebenarnya, isyarat melemah Tottenham berjuluk Spurs ini sudah diungkapkan manajernya, Mauricio Pochettino, pada awal Liga Primer musim ini.
Setelah melihat hasil awal Liverpool dan Manchester City dalam musim ini, Pochettino mengatakan bahwa mereka dan klub-klub lain, termasuk Chelsea, Arsena, dan apalagi Manchester United, akan sulit mengejar Liverpool dan Manchester City.
Tottenham memang sudah bangkit dari kesulitan dalam awal liga musim ini, dan juga pada fase grup Liga Champions, dengan menggasak Crvena Zveda alias Red Star Belgrade, 5-0, di London pada Rabu lalu, 23 Oktober 2019.
Tapi, ketika kembali ke Inggris dan main di Anfield, Spurs kalah lagi meski sempat unggul cepat dari aksi penyerang andalannya Harry Kane ketika pertandingan baru berjalan satu menit.
Tottenham Hotspur sudah berjuang maksimal sampai menit ke-52 sebelum kapten Liverpool, Jordan Herdenson, membobol gawang mereka dan pada menit ke-75 terjadilah malapetaka penalti yang dimanfaatkan dengan baik oleh Mohamed Salah.
Ada masa-masa menegangkan pada menit ke-89 kalau saja tembakan Danny Rose tidak melambung tinggi di atas gawang Liverpool.
Saat ini, Tottenham Hotspur ada di urutan ke-11 dari 20 tim di Liga Primer. United sudah beranjak ke peringkat ketujuh. Chelsea dan Arsenal di urutan keempat dan kelima. Leicester City mencuri perhatian dengan menduduki urutan kedua.
Dalam beberapa musim terakhir, tak pernah Tottenham Hotspur melorot jauh seperti ini. Mudah-mudahan keadaan tidak semakin memburuk buat Spurs. Maklum, Pochettino akhir-akhir ini suka mengungkapkan ketakpuasannya kepada Daniel Levy, sang ketua klub.