TEMPO.CO, Jakarta - Komite Banding Pemilihan PSSI membatalkan debat calon Ketua PSSI yang dijadwalkan akan bergulir sebelum pemilihan atau kongres. Pembatalan tersebut disampaikan oleh anggota Komite Banding Pemilihan, Machfudin Nigara.
“Saat ini ada pihak yang meminta kongres pemilihan Komite Eksekutif PSSI diundur ke tanggal 25 Januari 2020. Ada pula yang ngotot untuk tetap tanggal 2 November 2019. Kalau situasi ini dibiarkan suasana bisa panas dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Nigara, Selasa, 29 Oktober 2019.
Nigara mengklaim cukup berpengalaman berada dalam kondisi serupa. Saat menjabat Direktur Pembangunan dan Pengembangan Usaha PPK Gelora Bung Karno (2009-2012), ia pernah menghadapi demonstrasi selama 10 bulan terkait kebijakan yang dirasa tidak sesuai oleh pengunjuk rasa. “Daripada seperti itu, saya memilih untuk tidak menyelenggarakan debat,” kata dia.
Nigara menegaskan debat tidak masuk dalam rangkaian acara wajib bagi calon Ketua PSSI. Menurut dia, acara itu merupakan usulannya dan anggota Komite Pemilihan (KP) PSSI Budiman Dalimunthe dalam rapat. Dalam perkembangannya, ide tersebut diterima anggota KP lainnya.
Ia menambahkan publik tak perlu risau dengan tidak adanya sesi debat. Sebab sudah ada acara serupa yang digelar oleh pihak luar.
“Sebelumnya sudah ada acara yang melibatkan para calon ketua umum PSSI seperti di TVRI dan stasiun televisi lain. Lalu besok ada acara serupa dari Seksi Wartawan Olahraga (Siwo) PWI. Namun memang semua itu berjalan atas nama masing-masing bukan PSSI,” tutur Nigara.
Jelang kongres PSSI pada 2 November 2019 terjadi perbedaan pandangan soal aspek legalitas acara. Salah satu kandidat Ketua PSSI, La Nyalla, menganggap kongres pada 2 November bermasalah karena tanggal pelaksanaannya tidak sesuai dengan kesepakatan awal PSSI, AFC dan FIFA, yakni 25 Januari 2020.
Sementara federasi sepak bola Indonesia menegaskan, kongres pemilihan Komite Eksekutif (Exco) PSSI pada 2 November 2019 sah dan legal karena didukung oleh FIFA dan sesuai Statuta PSSI tahun 2019.