TEMPO.CO, Jakarta - Federasi sepak bola Indonesia memastikan tidak ada perubahan agenda kongres luar biasa (KLB) PSSI. Pelaksana tugas Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto, menyatakan kongres pemilihan Komite Eksekutif (Exco) PSSI periode 2019-2023, termasuk ketua umum, wakil ketua umum dan anggota Exco, berjalan pada 2 November 2019 di Jakarta.
“Jadwal itu disepakati oleh pemilik suara (voter) pada kongres luar biasa akhir Juli lalu. Kalau mau mengubah jadwal, ya, harus kongres lagi,” kata Iwan, Selasa, 29 Oktober 2019.
Menurut Iwan, hak penentuan jadwal kongres pemilihan Exco PSSI berada di tangan PSSI sendiri, bukan FIFA. Federasi sepak bola dunia, sebagai induk PSSI, tidak dalam posisi menyetujui atau tidak hari pelaksanaan kongres.
“Kongres itu kewenangan PSSI. Terkait FIFA, kami mengirimkan pemberitahuan ke sana karena PSSI itu anggota FIFA. ‘Kami akan melakukan kongres tanggal sekian, loh’,” kata Iwan.
Sementara Sekretaris Jendral PSSI Ratu Tisha Destria menegaskan bahwa kongres pemilihan Exco PSSI pada 2 November 2019 tidak cacat hukum. Sebab kegiatan itu sudah mendapat dukungan dari FIFA dan sesuai Statuta PSSI 2019.
“Apabila FIFA keberatan pastilah kita tak ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20,” tutur Ratu Tisha.
Jadwal KLB PSSI pada 2 November 2019 dipermasalahkan beberapa calon ketua umum, seperti La Nyalla Mattalitti.
La Nyalla menganggap kongres itu bermasalah karena tanggal pelaksanaannya tidak sesuai dengan kesepakatan awal PSSI, AFC dan FIFA, yang dijalin sebelum KLB Juli 2019, yakni 25 Januari 2020. Dengan demikian pemilik suara (voter) yang terlibat pun voter hasil kompetisi 2019.
Jika berlangsung 2 November, Exco terbaru PSSI akan dipilih oleh 86 voter tahun 2018 yang terdiri dari 34 asosiasi provinsi (Asprov), 18 klub Liga 1, 16 klub Liga 2, 16 klub Liga 3, Asosiasi Futsal dan Asosiasi Sepak bola wanita.
Terkait hal itu, Iwan Budianto menyebut bahwa sesuai Statuta PSSI 2019 pasal 27, bahwa voter dari klub berasal dari kompetisi musim terdahulu sebelum kongres dilaksanakan.
“Manakala kongres dilaksanakan pada saat kompetisi sedang berjalan maka hasil kompetisi sebelumnya yang dijadikan voter,” kata Iwan.