TEMPO.CO, Surabaya - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kerusuhan di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Selasa, 29 Oktober 2019, saat Persebaya Surabaya kalah dari PSS Sleman 2-3.
"Saya meminta kepada aparat mengusut tuntas dalang aksi perusakan Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya ini," kata mantan Menteri Sosial tersebut melalui akun resmi media sosial Instagrama-nya, khofifah.ip, Rabu, 30 Oktober 2019.
Khofifah mengaku malu dan sedih atas kerusuhan tersebut. "Jangan tanya perasaan saya melihat ini? Saya sangat sedih dan prihatin. Stadion ini dibangun pakai uang rakyat. Seharusnya dijaga, bukan dirusak," kata gubernur perempuan pertama di Jatim itu.
Menurut Khofifah, kalah-menang dalam pertandingan itu sebuah hal yang biasa. Karena, kata dia, yang terpenting dalam sebuah pertandingan olahraga itu adalah sportivitas. "Malu rek, Indonesia mau jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2021," ia melanjutkan.
Secara terpisah, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Timur, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, mengatakan Polda berjanji akan melakukan penegakan hukum. "Sementara kami mencari bukti otentik untuk menindaklanjuti," katanya.
Kerusuhan di Stadion Gelora Bung Tomo itu dipicu kekecewaan Bonek karena tim kesayangannya tak kunjung memberikan kemenangan. Kekalahan itu menambah rekor buruk Persebaya tak pernah menang dalam enam pertandingan terakhir.
Kekecewaan pendukung Persebaya itu kemudian dimuntahkan dengan merusak fasilitas di dalam stadion. Mereka mengamuk dengan turun ke lapangan sesaat setelah laga berakhir. Mereka membakar papan iklan dan jaring gawang serta merusak bangku tim di tepi lapangan.
NUR HADI