TEMPO.CO, Jakarta- Sejam menjelang Pembukaan Kongres Luar Biasa atau KLB PSSI, salah satu calon ketua umum Benhard Limbong mengundurkan diri. "Saya tidak ikut karena tidak bisa full time di PSSI," kata dia di Hotel Shangrila, Jakarta, Sabtu, 2 November 2019.
Benhard Limbong mengaku pesimistis mampu meraih suara mayoritas dalam Kongres Luar Biasa di Hotel Shangri-la, 2 November 2019. Mantan Ketua Komisi Disiplin PSSI ini mengaku tradisi lama untuk memiliki ketua umum masih digunakan oleh para pemilik suara.
"Semacam money politic kuliat gitu lo," kata dia menjelaskan dugaan politik uang di KLB PSSI saat dihubungi Tempo, Jumat, 1 November 2019.
Awalnya, kata Benhard, voters PSSI yang telah membangun komitmen memberi dukungan dalam kongres sudah lebih dari 10 voters. Ia menyebutkan sebenarnya tidak mau menuduh macam-macam kepada voters yang telah membangun komitmen tapi menjelang KLB digelar jadi sulit dihubungi.
"Ada apa? Kemarin-kemarin yang bersangkutan hubungi terus, tiba-tiba dihubungi nggak bisa lagi," kata dia.
Ia menduga peluangnya menjadi ketua umum PSSI mengecil karena jumlah dukungan yang telah dikumpulkan tergerus sebanyak 50 persen. Walaupun kecil peluangnya mendapatkan suara mayoritas, Benhard mengatakan tetap bakal datang ke KLB karena cinta sama sepak bola dan PSSI.
"Suaranya dikasih ke siapa saya tidak tahu, nggak boleh nuduh," kata dia menjelaskan suaranya yang telah beralih ke calon lainnya.
Di kongres PSSI nanti, total ada 11 calon yang akan memperebutkan kursi ketua umum PSSI periode 2019-2023. Mereka adalah Arif Wicaksono, Aven Hinelo, Bernhard Limbong, Benny Erwin, Fary Djemy Francis. Lalu, La Nyalla Mattalitti, Mochamad Iriawan, Rahim Soekasah, Sarman El Hakim, Vijaya Fitriyasa, dan Yesayas Oktavianus.
IRSYAN HASYIM